Beranda kesehatan Waktu Vaksin MR Diperpanjang Karena Belum Capai Target

Waktu Vaksin MR Diperpanjang Karena Belum Capai Target

0

Loading

SANGATTA (15/10-2018)
Belum tercapainya target program vaksinasi Measles dan Rubela (Vaksin MR) di Kutim, membuat Dinas Kesehatan (Dinkse) Kutim memperpanjang waktu vaksinasi hingga akhir bulan Oktober 2018.

dr H Bahrani
Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Bahrani Hasanal kepada wartawan, Senin (15/10) ia menjelaskan vaksinasi massal MR yang dimulai bulan Agustus hingga September, hanya mencapai 75 persen dari target 95 persen. “Hingga akhir Agustus lalu, capaian vaksin MR di Kutim hanya mencapai 75 persen. Sementara target yang ditetapkan pemerintah pusat dan Pemkab 95 persen cakupan secara keseluruhan,” terangnya.
Tidak tercapainya target, akunya, tiada lain dampak kisruh terkait status halal atau haramnya bahan kandungan yang terdapat pada vaksin MR. Penolakan dikalangan orang tua serta beberapa sekolah mau tidak mau terpaksa mengikuti kemauan dari orang tua murid.
Agar target tercapai, Dinkes bersama Diknas serta MUI serta Kemenag Kutim berencana melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah yang belum sepenuhnya melakukan vaksinasi, maupun sekolah yang melakukan penolakan terhadap pelaksanaan vaksin MR.
Disebutkan keterlibatan MUI dan Kemenag, tiada lain bersama-sama melakukan sosialisasi sekaligus sebagai bentuk dukungan. “Selain mengejar target 95 persen generasi muda di Kutim tervaksin MR terwujd, Dinkes menargetkan pada tahun 2020 Kutim bebas virus Campak dan Rubella atau yang dikenal Campak Jerman,” beber Bahrani.
Rubella atau Campak Jerman, ungkap Bahrani, virus akut yang menular. Penyakit ini umumnya tergolong ringan jika terjangkit pada anak-anak ataupun orang dewasa. Namun pada wanita hamil, penyakit dapat memiliki konsekuensi serius karena dapat menyebabkan kematian janin atau bayi yang lahir kemungkinan besar memiliki cacat bawaan yang dikenal sebagai Congenital Rubella Syndrome (CRS).
“Virus rubella ditularkan lewat udara ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Manusia adalah satu-satunya tuan rumah yang diketahui bagi virus ini,” sebut mantan Direktur RSU Kudungga Sangatta ini.(SK3)