SANGATTA (1/4-2019)
Warga Selangkau Kecamatan Kaliorang heran adanya aksi penolakan pembangunan pabrik semen di Kutim. Kepada wartawan, Senin (1/4) sejumlah warga mengaku heran aksi demo yang berbuntut anarkis. “Kami di Selangkau ini, justru minta pembangunan pabrik semen itu dipercepat karena berdampak kepada kami tinggal di kampung yang jauh dari kota,” kata warga melalui Sekdes Selangkau Arifuddin.
Disebutkan sejak tahun 2016 lalu warga sudah menanti pembangunan pabrik semen terwujud, dengan demikian warga Kaliorang yang selama ini menganggur tidak ada lagi yang menganggur. “Kami kaget juga ada warga yang demo menolak, kalau kami dulu mendemo pemkab agar segera diiijinkan agar pabrik itu segera berdiri sehingga kampung kami juga berkembang,” sebut Arifuddin seraya menambahkan apa yang merasakan warga sekitar Gunung Sekerat yang duluan merasakan.
Terkait terganggunya sumber air dan lingkungan seperti disuarakan sejumlah pendemo, Arifuddin diakuinya berdasarkan paparan perusahaan yang pernah ingin membangun pabrik semen, warga yakin tidak terganggu karena sistem pengelolaannya baik. “Yang digarap jauh dari sumber air yang ada, selain itu gunung yang garap bukan gunung yang selama ini digembar-gemborkan tetapi Gunung Sekerat yang lokasinya di Kaliorang bukan yang di Karangan,” ungkap Arifuddin.
Arifuddin sependapat dengan Wagub Hadi Mulyadi terkait pabrik semen di Sulsel seperti Semen Tonasa, Semen Bosowa yang selama ini tetap eksis. “Selama ini, masyarakat termakan informasi yang digarap adalah gunung yang ada gua tapak tangan itu, itu salah. Pabrik semen yang akan dibangun adalah yang ada di Sekerat ini,” ujar Arifuddin seraya menunjuk gunung yang tampak jelas dari Kantor Desa Selangkau.
Arifuddin menandaskan, ia pernah ke Pangkep melihat Pabrik Semen Tonasa termasuk Pabrik Semen Bosowa, semua memberi manfaat bagi warga dan daerah. Harapan kami, ujar Arifuddin, kehadiran pabrik semen Sekerat nanti demikian juga. “Sebenarnya yang keberatan kali pertama itu, kami di Selakau dan Sekerat ini kenapa rencana pebarik itu belum jadi juga, bukan orang di luar kampung kami ini,” ungkapnya seraya menambahkan sebagian besar warga sekitar Gunung Sekerat lulusan SLTP dan SLTA karenanya berharap bisa menjadi pekerja di pabrik semen.(SK2/SK11)