SANGATTA (21/5-2019)
Masyarakat Toraja dalam waktu tidak lama lagi akan kembali mempunyai rumah adat Tongkonan. Rumah adat yang terbakar beberapa tahun lalu, belum lama ini pembangunannya dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Ismunandar.
Rumah adat senilai Rp3 M ini, pembangunannya diprakarsai Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) Cabang Kutim. “Rumah adat Tongkonan ini bisa memberikan multi effect pariwisata baru di Kutim seperti di Tana Toraja Sulawesi Selatan, terlebih warga Toraja di Sangatta Utara sudah mencapai 9.000 orang. Belum lagi yang tersebar di Sangatta Selatan maupun Bengalon. Kedepan, jika ada sudah tongkonan ini berdiri hasilnya turut memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan di Kutim,” kata Ismu belum lama ini.
Meski demikian, ia mengakui dukungan Pemkab Kutim terhadap pembangunan rumag adat Tongkonan, masih terbatas karena kondisi keuangan.
Ketua IKAT Kutim, Piter Buyang menerangkan pembangunan Rumah Adat Tongkonan membutuhkan dana Rp 3 Miliar, namun sebagai tahap awal akan dibangun Tongkonan dan Tiga Alang Sura (lumbung padi,red).
“Kami berharap, pembangunan Rumah Adat Tongkonan ini mendapat dukungan baik moril maupun pembiayaan, karean membutuhkan anggaran cukup besar. Pengurus sudah meminta Pemkab Kutim membantu dalam hal pendanaan dan juga ada stakeholder dari PT Kaltim Prima Coal (KPC),” terangnya.
Ditargetkan, pada tahun 2019, panitia pembangunan membangun Tongkonan dan lumbung padi beserta penambahan lain seperti ornamen tanduk kerbau maupun patung kerbau. “Ada beberapa jenis rumah adat tongkonan yang akan direncanakan dibangun seperti tongkonan layuk yaitu tempat menyusun aturan-aturan sosial keagamaan, tongkonan pekaindoran yang berfungsi sebagai tempat pengurus atau pengatur pemerintahan adat dan ada juga batu a’riri yang berfungsi sebagai tongkonan penunjang yang mengatur dan membina persatuan keluarga serta membina warisan,” bebernya.(SK2)