SANGATTA,Suara Kutim.com (23/2-2017)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur (Kutim) menerangkan ada 136 Kepala Keluarga (KK) di Desa Kelinjau Ilir Kecamatan Muara Ancalong, yang terancam Sungai Kelinjau. Jika tidak ada upaya penurapan bantaran sungai, dalam beberapa bulan kedepan semua bangunan yang ada ambruk.
Kepala BPBD, Syafruddin Syam didampingi Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi, Sirajuddin serta Kasi Rekontruksi, Kusnandi, Kamis (23/2) menerangkan, pemukiman warga di sepanjang bantaran Sungai Kelinjau Desa Kelinjau Ilir, mengkhawatirkan dan tanahnya rawan longsor.
Evaluasi yang dilakukan, ujar Syafruddin, longsor terjadi akibat arus sungai yang menggerus bibir sungai. Diakui, pada Rabu (15/2) akibat tanah longsor menyebabkan 2 unit rumah rusak dan berdampak terhadap 30 unit rumah lainnya.
“Kondisi tanah ada yang labil dan tidak mampu menahan pondasi bangunan yang berdiri di atasnya sehingga menyebabkan longsor. Akibatnya, puluhan rumah yang saat ini masih berdiri di bantaran Sungai Kelinjau tersebut juga terancam ambruk akibat longsor. Kondisi ini diperparah sejak tahun lalu belum ada penurapan,” terang Sirajuddin.
Sementara Kusnandi, menambahkan, tim rehabilitasi dan rekontruksi BPBD Kutim dalam minggu ini berencana turun ke lapangan untuk melakukan pendataan sekaligus memberikan bantuan dasar dan logistik serta kelengkapan lainnya kepada korban longsor di Desa kelinjau Ilir. “Bagi warga yang menjadi korban longsor telah mengungsi ke rumah kerabat setempat, begitu juga dengan warga lainnya tempat tingal mereka juga terancam ambruk,” terangnya.(SK12/13)