Beranda politik DPRD Kutim 2 Faktor Mendesak Jadi PR Pemerintahan Ardiansyah-Kasmidi

2 Faktor Mendesak Jadi PR Pemerintahan Ardiansyah-Kasmidi

0

Loading

SUARAKUTIM.COM; SANGATTA—Meski sejumlah perusahaan tambang dan perkebunan hadir di Kutai Timur, namun hingga saat ini angka kemiskinan di Kutim masih cukup tinggi. Tingginya angka kemiskinan ini, menurut anggota DPRD Kutim Yulianus Palangiran, diakibatkan masih tingginya angka pengangguran di Kutim. Sehingga anggota Komisi D DPRD Kutim ini menganggap jika pengangguran dan kemiskinan, menjadi 2 (dua) faktor mendesak yang harus diselesaikan pemerintah Kutim, di bawah kepemimpinan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wabup Kasmidi Bulang.

Yulianus Palangiran – Anggota DPRD Kutim

“Yang menjadi pergumulan besar kita adalah dua faktor mendesak yang harus diselesaikan, yakni yang pertama adalah angka pengangguran yang sungguh luar biasa. Tentunya dengan tingginya angka pengangguran, secara otomatis akan beriringan dengan kenaikan tingkat angka kemiskinan. Mudah-mudahan ke depan, dua faktor yang sangat berpengaruh di masyarakat bisa diatasi oleh pemerintah sekarang,” ujar Yulianus Palangiran.

Lanjutnya, tidak perlu terlalu berlebihan memikirkan program kerja untuk 50 tahun hingga 100 tahun ke depan, namun ada hal yang sangat mendesak di depan matan dan kita tidak mampu menyelesaikannya. Karenanya, perlu membagi tahapan-tahapan perencanaan program kerja, mana yang masuk dalam skala prioritas dan mendesak untuk diselesaikan dan yang mana bisa ditunda sementara waktu.

“Tak perlu lah muluk-muluk memikirkan program kerja untuk 50 tahun hingga 100 tahun ke depan, namun ada hal yang sangat mendesak di depan mata tetapi kita tidak mampu menyelesaikannya. Makanya ada pembagian tahapan-tahan perencanaan program kerja, mana yang merupakan skala prioritas pertama yang harus segera diselesaikan, maka yang skala prioritas kedua dan mana yang sementara bisa ditunda. Pemimpin yang memiliki kemampuan ini yang susah kita cari,” terangnya.

Lebih jauh, politikus Partai Demokrat ini menyebutkan jika salah satu tipe pemimpin ideal adalah seorang pemimpin yang tidak tertutup kepada masyarakatnya, terutama mau mendengarkan keluhan dan saran dari masyarakat di bawahnya.

“Klo ada sesuatu yang disampaikan masyarakat, kritik maupun saran mari kita lihat dari sisi positifnya. Janganlah menjadi pemimpin yang tertutup telinganya dan tidak mau mendengarkan keluhan serta aspirasi atau saran dari masyarakat. Sebab, mengkritisi dalam hal pembangunan, saya kira adalah hal yang wajar. Jadi masyarakat wajib kritis dan mengkritisi pemerintah dalam hal pembangunan. Sebab bisa jadi ada orang yang tidak sadar bahwa yang dilakukannya adalah salah, namun dengan adanya sikat kritis dari masyarakat kemudian menjadi terbuka hatinya dan sadar bahwa apa yang dilakukan selama ini adalah salah. Jadi, seorang pemimpin jangan takut dikritisi oleh masyarakatnya,” ucapnya.(Advetorial/Admin)