SANGATTA,Suara Kutim.com
Kehadiran pabrik es dan Stasiun Pengisan Bahan Bakar Nelayan (SPBN) nasibnya bakal sama dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang hanya bisa dibangun tanpa bisa difungsikan. Masyarakat Dusun Kenyamukan Sangatta Utara yang dulunya senang dan bangga adanya ketiga proyek karena bisa membantu mereka, kini semakin apatis. “Sudah puas kami dijanjikan, ibaratkan gelombang sudah turun naik BBM tapi tetap saja SPBN belum digunakan, bahkan tangkinya mulai karatan mungkin nanti sudah ambruk baru dioperasikan,” kata Kepala Dusun Kenyamukan, Miming.
Disebutkan, sejak rampungnya pembangunan pabrik es balok dan SPBN akhir 2013 lalu, hingga kini fasilitas yang seyogyanya diperuntukkan untuk memudahkan aktifitas nelayan Sangatta, hanya jadi pajangan bahkan SPBN yang sudah setahun terisi solar tidak pernah digunakan.
Disela-sela menerima kedatangan sejumlah anggota DPRD Kutim, Miming mengaku tidak mengetahui alasan yang menyebabkan pemkab belum juga mengoperasikan ketiga fasilitas untuk nelayan ini. “Fasilitas ini dioperasikan akan memudahkan segala aktifitas nelayan mulai dari kemudahan dalam mendapatkan solar untuk melaut, membekukan hasil tangkapan dengan ketersediaan es balok dan mengoperasikan tempat pelelangan agar ikan yang baru ditangkap nelayang langsung mudah dipasarkan kepada penjual ikan sebagai pengecer selain itu secara langsung memberikan pendapatan daerah,” sebut Miming.
Terhadap keluhan Miming, Ngafifudin salah satu wakil rakyat mengatakan bahwa DPRD kini tengah menggodok Perda Nelayan dan Andon yang ditangani oleh Pansus Kelautan. “Perda ini nantinya tujuannya adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat bisa memanfaatkan potensi laut Kutim yang ada sekarang, termasuk bagaimana mengoptimalkan segala fasilitas penunjang yang sudah ada seperti pabrik es, SPBN dan tempat pelelangan ikan. Sehingga proyek ini tidak mangkrak, rusah dan akhirnya hanya menjadi proyek yang mubajir,” kata Ngafifudin.(SK-03)