JAKARTA (29/11-2017)
Best practice pemanfaatan oli bekas di PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk campuran bahan peledak, mendapat perhatian pada Konferensi Nasional V Corporate Forum for Community Development (CFCD), di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Rabu (29/11).
Berbagai pertanyaan dilontarkan peserta konferensi kepada General Manager Health, Safety, Environment and Security (HSES) Imanuel Manege yang tampil memaparkan materi berjudul 3R Oli Bekas dan Pemanfaatannya. Mereka ingin menggali lebih banyak proses 3R Oli Bekas dan Pemanfaatannya yang kini sedang digalakan PT KPC.
Imanuel menyebutkan selain berdampak positif terhadap lingkungan, pemanfaatan oli bekas untuk campuran bahan peledak mampu mengurangi biaya operasional perusahaan. Secara detail, Imanuel memaparkan dalam empat tahun terakhir ini saja, KPC mampu menghemat 14,5 juta dollar dari penghematan pemakaian solar sebanyak 20,8 juta liter.
“Program pemanfaatan oli bekas ini memang berdampak langsung terhadap penghematan biaya operasional. Dan tentu saja isu lingkungan juga bagus karena mampu memanfaatkan kembali oli yang tidak terpakai lagi,” ujar Imanuel.
Perihal pemakaian oli bekas ini, diakui Imanuel, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan SNI 7642:2010. Pemanfaatan oli bekas ini juga telah melalui penelitian panjang sejak tahun 2002 silam. “Ini hasil dari penelitian sejak tahun 2002 dan telah menginspirasi lahirnya SNI 7642:2010, tentang pemanfaatan oli bekas untuk blasting,” ujarnya.
Konferensi Nasional V CFDC yang salah satu kegiatan Indonesian CSR Award (ICA) dan Expo 2017 yang digelar di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Selasa – Kamis (28-30/11) yang puncaknya Kamis malam dengan penganugerahan Indonesian CSR Award (ICA) 2017.
KPC di pameran menampilkan tema program Desa Mandiri Pascatambang serta pelestarian budaya lokal Dayak Basap di Bengalon. Salah satu bentuk pelestarian tersebut adalah dikembangkannya seni ukir kayu wakaroros Dayak Basap dalam aplikasi batik wakaroros.
Sebagai wujud kepedulian, KPC menghadirkan Benang dan Jumaah – seniman ukir dan raut Dayak Basap, selain itu dihadirkan, Juwita dari komunitas batik dan Aulya Vinanda Husaini – Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Swarga Mitra Mandiri.(SK12)