SANGATTA (18/2-2018)
Daya tahan atau survival Zakaria (56) dan Marten (56) berada di laut selama 5 hari tanpa makan dan minum, diakui Kapolres Kutim AKBP Teddy Ristiawan serta Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Mulyan Budiarta, sejumlah perwira dan anggota Lanal Sangatta.
Menjelang kedatangan kedua warga Sangatta yang menjadi korban tabrakan kapal dengan ponton di perairan Tanjung Mangkaliat Sandaran, Minggu (11/2) lalu, Kapolres bersama Danlanal menilai daya tahan kedua mantan karyawan PT KPC, bisa bertahan 5 hari di laut cuacanya berubah-berubah , kemudian tanpa minum serta makan, luar biasa. “Secara teori yang kerap diajarkan dalam lingkungan TNI-AL biasanya orang-orang biasa yang tak terlatih, hanya mampu bertahan tiga hari di lautan tapi beliau-beliau dalam usia di atas 50 tahun bisa bertahan lima hari sungguh luar biasa,” aku Danlanal Mulyan Budiarta ketika ditanya Suara Kutim.com.
Menurutnya, keberhasilan Zakaria dan Marten mengarungi Selat Makasaar dari Tanjung Mangkaliat hingga Toli-Toli Sulteng tanpa setetespun air minum, merupakan pelajaran berarti jajarannya. “Semua itu memang kehendak Allah SWT, namun melihat usia keduanya itu yang luar biasa. Mungkin apa yang mereka lakukan, akan menjadi pelajaran kami,” ujar Danlanal.
Hal senada diakui Kapolres Teddy Ristiawan yang menyatakan daya tahan Zakaria dan Marten, memang luar biasa terlebih Zakaria yang mereka lihat tampak sudah bugar kecuali kulitnya menghitam.
Dikalangan perwira Lanal Sangatta, diakui dalam tubuh TNI-AL sejumlah anggota TNI-AL dilatih khusus untuk bisa bertahan di laut. Namun, untuk mencapai keberhasilan harus melalui pendidikan berbulan-bulan.
“Memang luar biasa daya tahan Pak Zakaria dan Pak Marten itu, meski mereka hanya bertahan dengan papan kapal saja namun masalah minum dan makanan itu luar biasa. Kita saja, dalam sehari tidak minum dan makan akan lemas, bagaimana mereka bisa ada di laut dalam waktu 5 hari terombang-ambing dihantam gelombang, siang kepanasan dan malam kedinginan,” kata Andi -salah satu perwira di Lanal Sangatta.
Dalam berbagai kamus, survival diartikan suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang atau kelompok yang sedang mengalaminya. Keadaan tidak menentu ini bisa terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan, petualangan atau penjelajahan di alam bebas.(SK12)