Salah satu anggota Perasata Saat Mengikuti VCT |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Pola penularan HIV- AIDS di Kutai Timur masih didominasi akibat hubungan heteroseksual, sebanyak 80 persen. Sedangkan akibat homoseksual diperkirakan mencapai tiga persen, sementara pengamatan sejumlah kalangan termasuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), penyimpangan seks ini sudah merambah Sangatta.
Menekan penyebaran virus mematikan terutama kalangan tertentu, KPA bekerjasama Dinas Sosial Kutim, Kami (11/9) menggelar sosialisai bahaya HIV – AIDS termasuk model penularannya. Aksi yang didukung Persatuan Waria Sangatta (Perwasata) ini menjadi menarik karema peserta langsung mengikuti pemeriksaan yang dilakukan tim mobile VCT KPA Kutim. “Virus AIDS mengancam siapa saja, terlebih-lebih yang biasa melakukan penyimpangan seks karena akibat penyimpangan seks itu menyebabkan luka yang tidak sadari sehingga memudahkan virus mematikan itu menular,” ungkap dr Rahmadi dari RSU Sangatta.
Sementara, Harmadji Partodarsono – Sekretaris KPA menyebutkan, setiap tahun penderita HIV – AIDS di Kutim mengalami peningkatan. Ia menyebutkan, pada tahun 2006 terdapat satu penderita. Namun, 6 tahun kemudian meningkat menjadi 85 penderita, sedangkan pada tahun 2014 sudah 155 kasus. “Tingginya penderita HIV AIDS sangat meresahkan karenanya itu yang terlihat saja, lebih memprihatinkan ada ibu rumah tangga yang terkena,” terang Harmadji.
Mendapat paparan akan bahaya HIV-AIDS serta ancamannya, peserta sosialisasi yang kesemuanya anggota Perwasata langsung mengikuti konseling dan tes HIV. Memang dari 15 anggota Perwasata yang hadir, 13 orang yang langsung memeriksan dirinya. “KPA mengimbau, jika merasa pernah melakukan hubungan dengan bukan dengan pasangan sah sebaiknya memeriksaan diri sebelum berakibat fatal, memang sekarang ini belum ada obatnya,” pesan Harmadji seraya menambahkan semua data akan disimpan rapat.(SK-05)