SANGATTA,Suara Kutim.com (8/3)
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa bulan lalu kemudian diturunkan lagi, ternyata berpengaruh terhadap harga sejumlah sembako yang “terlanjur” naik. Dari pantauan sepekan dibeberapa toko sembako dan pasar tradisional, harga beras masih berada dikisaran Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilonya.
Sedangkan tepung terigu juga mengalami kenaikan Rp2 ribu per kilo dari Rp8 ribu per kilo menjadi Rp10 ribu per kilo. Namun harga telur ayam kampung mengalami penurunan Rp3 ribu dari Rp48 ribu per piring menjadi Rp45 ribu per piring.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Irawansyah, turun naiknya harga sembako masih wajar, dikarenakan dari lonjakan harga yang ada namun belum ada keluhan dari masyarakat. “Disperindag terus memonitor perkembangan harga yang ada terutama pada beberapa kecamatan yang cukup jauh jangkauannya dari Sangatta,” terang Irawansyah.
Disperindag, ujar Irawansyah sudah menjadwalkan pasar murah pada bulan Mei mendatang jika harga sembako terutama beras terus naik demikian dengan barang lainnya. Disebutkan, penyediaan beras bekerjasama dengan Bulog untuk penyediaan beras murah yang bisa dijual kepada masyarakat terutama di kecamatan yang mengalami lonjakan harga beras tertinggi.
Irawansyah membenarkan saat ini kebutuhan beras sebagian besar dari luar daerah seperti Samarinda bahkan Sulawesai dan Jawa. Diharapkan, target swasembada beras Kutim dalam dua tahun ke depan dapat terwujud agar Kutim tidak terlalu menggantungkan kebutuhan berasnya dari luar daerah dan cukup mengandalkan beras lokal. “Sejak awal Kutim berdiri kebutuhan beras rata-rata didatangkan dari Sulawesi, Tenggarong serta Muara Badak. Sementara sejumlah sentra pertanian yang ada di Kutim, baru mampu memenuhi kebutuhan lokal,” beber Irawansyah.(SK-03)