Awi Sedang Memindahkan Hasil Produksinya |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Minyak mentah di Kaliorang ternyata masih bisa dikelola dengan baik sehingga mampu membuat kelangkaan BBM bisa diatasi, karena kualitasnya beda dengan premium yang dipasarkan Pertamina, akhirnya kurang diminati.
Awi (40) warga Desa Bangun Jaya mengaku mampu memproduksi minyak 200 liter dalam waktu 3 hari. Hanya saja, karena belum bernilai ekonomi sehingga produksinya tidak banyak. “Tiga hari bisa menampung empat ratus lantung dan jika diolah menghasilkan satu drum minnyak tanah,” ungkap Awi.
Awi mengakui tidak mau membuat terlalu banyak minyak tanah karena harganua kecil. Ia menyebutkan, satu jerigen ukuran 20 liter dihargai Rp20 ribu bahkan ada yang datang hanya minta. “Mintapun itu sudah lumayan karena memang minnyak saya jejer dalam jerigen, kadang banyak yang mucil datang dan mengambil semaunnya,” ungkap Awi seraya menyebutkan sederet kalimat yang kerap ditinggalkan pengambil.
Awi menyebutkan ia memproduksi minyak mentah karena melanjutkan pemilik awal, namun tidak diketahui kemana penemu awal. Pengakuan Awi ini terbukti dengan ditemukannya puluhan jerigen di lokasi penyulingan.
Ketika sejumlah wartawan bertandang ke Kaliorang, ada puluhan minyak mentah belum diolah kemudian satu drum berisi premium. “Premium ini memang tak ada yang mau, pada dasarnya sangat bagus hanya kalau digunakan di sepeda motor biasanya meninggalkan kerak di piston karenanya tidak ada mau pakai,” beber Awi.
Penyulingan BBM yang dilakukan Awi tergolong tradisional, namun produk yang dihasilkan bermacam-macam seperti bensol, premium, minnyak tanah dan aspal. Diakui, produk terakhir yang bisa dimanfaatkan adalah minyak tanah, namun itupun sangat murah.
“Kalau hasilnya jelas, dihargai orang mungkin saya mau hasilkan banyak tinggal buka kran sumur, keluar minnyak dalam jumlah besar untuk diolah tapi karena tidak bernilai makanya saya kerjakan yang menetes saja,” ujar Awi.(SK-02/SK-03)