SUARAKUTIM.COM; SANGATTA – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutai Timur, Kamis (2/6/2022), menggelar Focus Group Discussion (FGD) penyajian hasil dan peningkatan kapasitas analisis kajian evaluasi ekonomi jasa ekosistem areal berhutan di Area Penggunaan Lain (APL) Kutai Timur.
Bertempat di hotel Royal Victoria Sangatta, kegiatan FGD ini bertujuan untuk memberikan input dalam perencanaan jangka panjang guna mengoptimalkan potensi jasa ekosistem area berhutan diluar kawasan hutan negara.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman yang dalam sambutanya saat membuka kegiatan FGD ini, menyampaikan hingga dengan saat ini Kabupaten Kutai Timur masih bergantung pada kemampuan sumberdaya alam untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada.
“Sampai dengan saat ini sejak dari awal Kutai Timur berdiri, menitikberatkan kepada sumber daya alam yang dimilikinya baik yang ada di lautan, maupun yang ada di daratan. Sumberdaya alam ini lah yang kita ingin jadikan sebagai corong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Selanjutnya tim pusat pengkajian perencanaan dan pengembangan wilayah (P4W) LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB), Bahruni sebagai pelaksana dalam penelitian tersebut menyampaikan bahwa hasil penelitian ini penting, untuk dapat dijadikan kebijakan dalam perencanaan tata ruang. Ia juga menyampaikan secara singkat hasil penelitian yang menunjukan bahwa aset sumber daya alam di Kutai Timur cukup potensial dikembangkan, menjadi nilai ekonomi bagi daerah.
“Boleh saya katakan ada data yang menunjukan untuk kayu saja itu asetnya adalah 7 juta per hektar, sedangkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) mencapai 5 juta per hektar, dan yang sungguh menjadi perhatian ternyata di pertanian lahan kering itu potensi HBK nya sangat tinggi, terutama dari gaharu bisa mencapau 20 juta per hektar,” terang Bahruni.
Mewakili Bappeda Kutim, Sugiyono selaku Kepala Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah, menyampaikan bahwa kegiatan FGD yang dilaksanakan hari ini adalah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh IPB pada bulan November dan Desember lalu, bersama stakeholder demi mengoptimalkan potensi ekonomi pada kawasan APL yang masih berhutan pada dua wilayah Kecamatan, Sangkulirang dan Karangan.
“Tadi telah disampaikan bahwa kaitan potensi kayunya saja masih cukup besar ya, nanti arah nya untuk peningkatan kapasitas masyarakat di desa supaya bagaimana nanti menghitungnya, bagaimana cara mengelolanya dan sebagainya,” ucapnya.
Sugiyono juga menerangkan bahwa peneitian dan peningkatan kapasitas ini melibatkan stakeholder lainnya yaitu perguruan tinggi lokal, mahasiswa dan Organiasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Kegiatan peningkatan kapasitas ini kaitannya dengan evaluasi ekomoni terhadap kegiatan yang dilaksanakan pada dua Kecamatan Karangan dan Sangkulirang yang melibatkan melibatkan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER ) dan OPD terkait diwilayah Kabupaten Kutai Timur,” pungkasnya.
Digelar secara daring dan luring, kegiatan ini turut dihadiri oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) Republik Indonesia yang diwakili oleh Direktorat Jendral Pengendalian Pelanologi Kehutanan dan Lingkungan, serta UPT dan perangkat KLHK Provinsi Kalimantan Timur.(Adv/Red/Win)