SANGATTA,Suara Kutim.com
Kawasan Sangatta ternyata berpotensi terjadi gempa bumi dan tsunami, sehingga BMKG sudah memasang alat pemantau gempa bumi (Tsunami Early Warning System,red) di puncak Bukit Pelangi Sangatta Utara. Alat yang tampak sederhana namun berada tidak jauh dari bibir Selat Makassar ini, diharapkan mampu mengirim data akan gempa bumi serta ancaman lainnya.
Peralatan yang berada dalam kawasan studio TV Kutim atau berjarak 50 meter dari Pemancar TV Kutim dibangun pada tahun 2008. Berdasarkan catatan, alat yang mirip pemantau cuaca itu berada di Lintang 0.53 LU, Bujur 117.60 BT dan elevasi 117 Meter untuk memantau pergerakan gempa bumi,
Melalui Firman Kepala Bagian Observasi Gempa, dijelaskan alat yang dipasang di Sangatta merupakan satu dari tiga pemantau gempau bumi di Kaltim dan Kaltara. Ditanya soal alasan BMKG menempatkan di Sangatta, Firman mengakui tidak mengetahui sebab pemasangan dan penempatan lokasi merupakan kewenangan BMKG pusat. “Pemantau gempa itu akan memantau dan mendeteksi serta mengirim sinyal secara dini kalau ada gempa bumi di Indonesia termasuk wilayah Kalimantan Timur dan Kaltara,” bebernya.
Terpisah, Murgi Kepala Bagian Administrasi BMKG Balikpapan menambahkan, pemantau gempa bumi di Sangatta tidak memantau aktivitas ledakan akibat tambang yang kerap dilakukan PT KPC. “Alat tersebut hanya akan mengirim sinyal ke BMKG pusat Jakarta kalau terjadi gempa bumi, kalau dari ledakan skala kecil termasuk peledakan tambang batubara tidak akan terekam,” terangnya seraya menambahkan jika terjadi di gempa bumi sekitar Sangatta dan Indonesia Timur lainnya, alat pemantau langsung bekerja mengirimkan sinyal dan data ke pusat BMKG.
Catatan didapat Suara Kutim.com gempa bumi yang menyebabkan tsunami pernah terjadi di Kutim pada tahun 1925 lalu di Sekerat Kecamatan Bengalon. Selain itu, Sangatta pernah menerima getaran akibat gempa yang berpusat sekitar Pulau Sulawesi.(SK-03)