SANGATTA (16/1-2-19)
Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar memeritah Dinas Kesehatan Kutim mengecek kondisi Rayhan Firmansyah – balita yang baru berusia 1,1 tahun, yang mengalami pembengkakan di otak, akibat kepalanya terus membengkak ia tidak bisa mengangkat kepalanya.
Anak angkat pasangan Diki Prasetyo (28) dan Ririn (50) seharusnya menjalani operasi di RSU AW Syahrani Samarinda, pekan lalu namun gagal karena kendala dana. Ririn –ibu angkat Rayhan menyebutkan, anaknya yang asuh sejak bayi ini mengalami pembengkakan di kepala sehinga tidak bisa mengangkat kepala.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kutim Haritaty yang datang menjenguk Rayhan, Selasa (15/1) menyebutkan Dinas Kesehatan akan membantu keluarga Rayhan terutama agar Rayhan bisa menjalani operasi di RSU AW Syahrani, sesuai jadwal.
Ryahan yang lahir tanggal 6 November 2017 diduga menderita hydrocephalus atau penumpukan cairan serebrospinal pada rongga otak yang menyebabkan otak membengkak. “Normalnya, cairan serebrospinal ini akan mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang, lalu diserap oleh pembuluh darah. Dalam kondisi tertentu, cairan cerebrospinal dalam otak dapat meningkat karena berbagai hal seperti sumbatan di otak atau sumsum tulang belakang, pembuluh darah tidak mampu menyerap cairan serebrospinal, otak menghasilkan cairan serebrospinal yang terlalu banyak sehingga tidak mampu diserap sepenuhnya oleh pembuluh darah,” beber Hariyati ketika ditanya Suara Kutim.com.
Untuk menyelamatkan nyawa Rayhan, RSU Kudungga merujuk bocah malang ini ke RSU AW Syahranie. Selama sepekan, diketahui Rayhan menderita hydrocephalus sehingga harus dioperasi yang memerlukan waktu lama.
Sebagai orang tua, Ririn yang kesehariannya tukang pijat serta berjualan gado-gado sementara Diki – sebagai tukang dekor panggung, mengaku tak punya biaya untuk berada di Samarinda dalam waktu lama, meski biaya operasi Rayhan ditanggung BPJS Kesehatan. “Untuk kebutuhan sehari-hari saja, kami harus banting tulang terlebih saat ini kondisi Rayhan tambah parah,” aku Diki yang tampak bingun dan secara bergantian mengedong Ryah yang tampak tak mampu mengangkat kepalanya yang sudah sebesar kelapa itu.
Meski demikian, keduanya berharap ada dukungan darmawan yang bisa membantu mereka agar Ryahan segera dioperasi. “Selama di Samarinda, kami tinggal di rumah singgah dekat RSU AW Syahrani,” kata Ririn yang mengaku sudah lama tinggal di Sangatta.(SK11)