Beranda ekonomi COVID-19, Angka Kasus HIV/AIDS Kutim Tahun ini Menurun Drastis

COVID-19, Angka Kasus HIV/AIDS Kutim Tahun ini Menurun Drastis

0
Harmaji, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Kutai Timur

Loading

SANGATTA (8/12/2020)

SUARAKUTIM.COM—Pandemi COVID-19 yang melanda Kabupaten Kutai Timur, tidak hanya menurunkan perekonomi masyarakat. Tetapi kondisi tersebut ternyata turut menyebabkan menurunnya angka kasus HIV/AIDS di Kutim. Bahkan penurunan angka kasus HIV/AIDS di Kutim tahun ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kondisi di tahun-tahun sebelumnya, yakni jika pada tahun-tahun sebelumnya angka kasus HIV/AIDS di Kutim konsisten berada di atas 100 kasus, namun hingga bulan Agustus 2020, angka kasus HIV/AIDS di Kutim hanya berjumlah 35 kasus. Demikian diungkapkan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Kutai Timur, Harmaji kepada wartawan usai menghadiri peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2020 di Lingkungan Pemerintah Kutai Timur, Kamis (3/12/2020) belum lama ini.

“Jika di tahun-tahun sebelumnya angka kasus HIV/AIDS di Kutim berada di atas angka 100 kasus, namun untuk tahun ini, dari data yang dikumpulkan KPAD hingga bulan Juli 2020, angkanya baru berjumlah 35 kasus. Ini (kasus HIV/AIDS, red) mamang agak terabaikan laporannya akibat kesibukan penanganan pandemi COVID-19,” ujarnya.

Lanjut Harmaji, meski demikian pihaknya terus melakukan penelusuran dan mencari keberadaan para sukarelawan yang pernah terdata saat melakukan VCT (Voluntary Counselling and Testing) HIV, baik dari data yang dimiliki pihak Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) maupun pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim. Namun memang diakuinya, jika sejak bulan Agustus 2020 hingga saat ini, KPDA Kutim belum bisa mengakses data HIV/AIDS yang ada di Dinkes Kutim.

“Memang tim KPAD Kutim terus mencari dan melakukan pendataan sendiri kepada para sukarelawan yang sudah pernah melakukan kegiatan konseling dan tes HIV, baik di Puskesmas maupu dari data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kutim. Namun memang kami akui jika untuk data HIV/AIDS di Dinas (Kesehatan, red) sejak bulan Agustus 2020 hingga saat ini, kami tidak bisa mengaksesnya. Mungkin karena kesibukan mengurusi pandemi COVID-19, dan kami memakluminya,” sebutnya.

Ditambahkan Harmaji, memang selama masa pendemi COVID-19, intensitas kunjungan masyarakat ke pusat layanan kesehatan, seperti Puskesmas maupun Rumah Sakit jauh menurun dan memang sengaja ada pembatasan. Hal ini juga menyebabkan kegiatan VCT HIV yang biasa secara rutin dilakukan oleh relawan di setiap Puskesmas, juga mengalami penurunan yang drastis. Hal ini yang menyebabkan angka kasus HIV/AIDS di Kutim mengalami penurunan. Namun meski mengalami penurunan angka, pihaknya juga tidak berharap terjadinya penomena gunung es dalam kasus HIV/AIDS di Kutim. Yakni, angka penyebaran menurun tetapi ternyata realitas di lapangan kasus HIV/AIDS di Kutim mengalami peningkatan tanpa terdata.

“Memang selama pandemi COVID-19, kegiatan tatap muka langsung dikurangi. Hal ini juga menyebabkan kegiatan konseling HIV secara sukarela di masing-masing Puskesmas juga ditiadakan, sehingga angka kasus HIV/AIDS di Kutim tahun ini menurun drastis. Namun kami juga berharap dalam kondisi (pandemi COVID-19, red) saat ini tidak menjadi fenomena gunung es terhadap kasus HIV/AIDS di Kutim. Jangan sampai data yang diperoleh angkanya menurun, ternyata kenyataan di lapangan angkanya semakin meningkat,” ucap Harmaji.(Tim SK)