Sangatta (23/5-2020)
Setalah selama dua hari berturut-turut, (20-21 Mei 2020) mencatatkan data dua orang pasien yang dinyatakan sembuh dari penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), namun ternyata, Jum’at (22/5/2020) kemaren, Kutai Timur (Kutim) langsung mencatatkan data tiga orang pasien terkonfirmasi positif COVID-19.

Adalah, KTM-36 seorang laki-laki berusia 30 tahun, KTM-37 seorang perempuan berusia 20 tahun, dan KTM-38 seorang perempuan berusia 24 tahun. Ketiganya, merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala) yang merupakan kontak erat KTM-19 dan KTM-33 dari klaster Gowa, dengan hasil rapid test reaktif. Ketiga kasus ini telah dirawat di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kudungga, Kutim sejak 18 Mei 2020.
“Benar, hari ini (kemarin, 22 Mei 2020, red) Kutim kembali bertambah tiga pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Yakni, KTM-36, KTM-37 dan KTM-38. Ketiganya merupakan pasien OTG (Orang Tanpa Gejala, red) dan merupakan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 sebelumnya, yakni KTM-19 yang merupakan pelaku perjalanan dari Gowa dan KTM-33, yang merupakan istri dari KTM-19. Jadi mereka ini (KTM-36, KTM-37, dan KTM-38, red) adalah anak-anak dari KTM-19 dan KTM-33. Satu keluarga semuanya, dirujuk dari Puskesmas Sangatta Selatan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, Bahrain Hasanal saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jum’at (22/5) malam.
Namun ada hal yang tidak diketahui oleh masyarakat, bahwa ternyata tidak hanya mengisolasi kelima anggota keluarga dewasa dari KTM-19 dan KTM-33, ternyata ada empat orang anak dan balita, yang juga masuk dalam keluarga inti tersebut dan kini ikut diisolasi di instalasi khusus penanganan COVID-19 RSUD Kudungga. Keempat orang anak ini memang diakui Bahrani, belum diambil tes swab, karena usia mereka yang masih kecil. Namun karena ibu mereka diisolasi, maka terpaksa anak-anaknya juga ikut diisolasi.
“KTM-38 ini punya empat anak yang masih kecil dan balita. Ada yang umurnya baru satu tahun, dua tahun, tiga tahun dan yang satu lagi saya lupa umurnya. Nah, karena memang sejak awal satu rumah, akhirnya kita ikut isolasi juga. Selain itu, anak-anaknya tidak ada yang mengasuh karena ibunya diisolasi. Anak-anaknya ini memang belum kita lakukan swab karena masih kecil-kecil. Jadi, meski yang terkonfirmasi hari ini (kemarin, 22 Mei 2020, red) ada tiga orang, namun yang diisolasi ada tujuh orang. Tiga orang dewasa dan empat adalah anak-anak. Sehingga total keseluruhan anggota keluarga ini ada sembilan orang,” jelas Bahrani.
Ditambahkan Bahrani, karena satu keluarga menjalani isolasi, maka pihak RSUD Kudungga juga menerapkan pola penggabungan pada sistem isolasi rawat inapnya. Dua kamar disiapkan untuk digunakan bagi 9 orang anggota keluarga ini.
“Jadi kami siapkan dua kamar. Satu kamar buat pasangan orang tua mereka. Sementara untuk anak dan cucu, ditempatkan pada satu kamar isolasi. Karena sejak awal mereka memang sudah tinggal satu rumah, sehingga tidak mungkin dipisahkan. Selain itu klaster penularannya juga sama, yakni klaster Gowa,” ujar Bahrani.(Adv-Kominfo)