SANGATTA (24/5-2018)
Sebagai salah satu lintasan antarnegara, Kutim menjadi salah satu wilayah yang menjadi pintu masuk negara. Namun, posisi Kutim yang berada di trans Kalimantan yang menghubungkan Provinsi Kaltara dan Kaltim bahkan antara warga Malaysia dengan Indonesia, belum diimbangi dengan kesiapan aparat kesehatan yang dapat mengelola manajemen kesehatan berstandar internasional.
Disebutkan, workshop yang digelar Hotel Royal Victoria, tidak saja diikuti jajaran Dinas Kesehatan tetapi sejumlah OPD dan beberapa unit kerja terkait seperti Basarnas, Kementerian Agama serta sejumlah tokoh masyarakat.
“Kutim khususnya Sangatta merupakan pintu masuk dan jalur transportasi, baik lingkup nasional maupun international dengan adanya warga negara asing baik yang sekedar berkunjung maupun bekerja di sini, terlebih nantinya dengan beroperasinya pelabuhan Kenyamukan. Dampak hal tersebut, selain mendapat kemajuan ekonomi, namun harus diperhatikan juga kemungkinan penyakit yang mungkin terbawa dan masuk ke Kutai Timur, seperti flu burung, difteri dan wabah lainnya,” ungkap Bahrani.
Ia mengungkapkan, sama dengan penanggulangan bencana, kedepan harus ada tim penanggulangan kedaruratan kesehatan yang tugasnya menanggulangi kemungkinan yang terjadi. Selain itu, Tim penanggulangan nantinya juga diharapkan dapat menggerakkan masyarakat, untuk ikut berpartisipasi, jika nantinya terjadi kedaruratan kesehatan.
Lebih jauh, disebutkan, yang dapat menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat diantaranya evolusi, resistensi terhadap antobiotik, globalisasi, industrilisasi, perubahan iklim, peningkatan drastis jalur hewan patogen, dan jalur vektor patogen serta makananan dan nubika.(ADV-KOMINFO)