Samarinda – Langit harapan mulai terbuka bagi guru dan penjaga rumah ibadah di Kalimantan Timur. Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry, menyampaikan apresiasi atas dimulainya penyaluran manfaat dari program Gratispol dan Jospol yang secara resmi diluncurkan di Convention Hall Sempaja, Rabu (25/6/2025) kemaren.
Menurut Sarkowi, pelaksanaan program ini adalah bukti komitmen Gubernur Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji dalam menepati janji kampanye. Ia menilai keberhasilan ini patut disyukuri karena bisa dijalankan lebih awal dari jadwal semula.
“Ini merupakan pelaksanaan dari janji mereka saat menyampaikan visi misi ketika menjadi calon gubernur dan wakil gubernur. Jadi ini realisasi dari janji-janji beliau. Kita bersyukur karena program ini bisa dilaksanakan lebih cepat dari jadwal,” ujarnya.
Ia menjelaskan, awalnya program baru direncanakan berjalan pada tahun 2026. Namun karena instruksi Presiden dan dukungan dari Penjabat Gubernur Akmal Malik, terjadi pergeseran anggaran yang memungkinkan pelaksanaan pada tahun 2025.
Program Gratispol ditujukan kepada 3.187 marbut dan penjaga rumah ibadah lintas agama. Para penerima akan diberangkatkan secara bertahap ke berbagai destinasi religi sesuai kepercayaan masing-masing, seperti Arab Saudi, Vatikan, Yerusalem, India, Thailand, dan Tiongkok.
Sementara program Jospol menyasar 31.545 guru dari jenjang PAUD hingga MTs, termasuk guru di pesantren. Setiap penerima mendapat insentif Rp500.000 per bulan selama lima tahun, dimulai Juli 2025.
Sarkowi memastikan seleksi penerima program dilakukan secara ketat oleh Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemprov Kaltim.
“Saya sudah telusuri bahwa di Biro Kesra itu ada tim yang menyeleksi. Di biodatanya jelas disebutkan berapa tahun dia menjadi marbut. Sudah ada persyaratan administrasinya,” jelasnya.
Menurutnya, proses seleksi mencakup pengisian biodata, verifikasi berlapis, serta rekomendasi dari pihak terkait. Sarkowi tak menutup kemungkinan adanya kekeliruan, namun percaya mekanisme yang diterapkan sudah cukup akurat.
“Kalau nanti ada yang main-main atau datanya tidak benar, saya kira suatu saat akan terbuka juga. Dan itu bisa menjadi bahan evaluasi untuk pelajaran program berikutnya,” tutupnya.
Program Gratispol dan Jospol menjadi simbol perhatian pemerintah terhadap kelompok masyarakat yang selama ini jarang mendapat prioritas. Percepatan realisasinya diharapkan membawa dampak signifikan bagi kesejahteraan sosial dan pendidikan di Kalimantan Timur. (ADV).