SANGATTA,Suara Kutim.com (25/3)
Warga Kutim patut memberi apresiasi dan bangga kepada Qonita Fitriannisa Riyadie (17) yang berhasil meraih delapan medali emas dan dua perak di kejuaraan daya ingat Internasional “Singapore Open Memory Championship 2015”.
Anak pertama pasangan Muhammad Rijadie dan Zulfatun Mahmudah, merupakan gadis kelahiran Sangatta namun kemampuannya mengingat melampaui kemampuan kebanyak warga Indonesia lainnya. “Lomba yang saya ikuti mempertandingkan 10 disiplin seperti mengingat angka, kata, urutan kartu, tahun kejadian, dan lain-lain. Alhamdulillah, saya menjadi juara umum I untuk katagori junior,” ujar Qonita ketika ditemui dikedimannya di Kawasan Munthe Sangatta Utara.
Gadis yang akan berencana menempuh pendidikan di Jepang ini, dalam kejuaran yang yang diikiti lebih 10 negara ini, ia berhasil menjurai delapan katagori dan meraih medali emas kemudian . satu medali emas sebagai juara umum kategori junior.
Wanita yang biasa disapa Qonita, kini masih tercatat sebagai pelajar SMAN 1 Sangatta Utara, sebelum bertolak ke Singapura, ia menjadi juara umum II “Indonesia Memory Championship 2014” di Jakarta. “Selain beberapa kejuaran dalam negeri, sejumlah kejuaraan di luar negeri diikuti seperti Phillipine, Hongkong, dan Tiongkok,” terang gadis yang fasih berbahasa Jepang ini.
Qonita sendiri baru satu tahun belajar memory, namun ia sudah mampu mengingat deretan kartu remi. “Ketika ikut kompetisi tingkat dunia “World Memory Championship” tahun lalu, berhasil mengingat 12 dek kartu dalam waktu satu jam,” tuturnya seraya menambahkan kompetisi kali pertama ia ikuti menjadi pintu menjadi Grand Master Memory Dunia.
Sebagai pelajar, Qonita menyebutkan alasan kegemarannya akan olah raga otak karena memiliki karakteristik berbeda dengan olah raga lain. “Kebanyakan orang tidak mampu mengingat angka dan kata dalam jumlah banyak. Tapi dengan belajar di memory sport, itu bisa mudah dikuasai,” bebernya.
Meraih juara internasional, Qonita mengaku harus fokus dan konsentrasi tinggi karenanya ia berusaha membagi waktu dengan tugas sekolah dan lainnya. Pola belajar mengingat, diakuinya menerapkan metode substitusi seperti angka 5 itu diasosiakan huruf L dan angka 2 itu N maka angka 5 dan 2 dibayangkan sebagai kata LUNA.
Sebagai generasi muda Indonesia, Qonita bercita-cita ingin menjadi Grand Master Memory Dunia. Namun, cita-cita muliannya yakni berbagi ilmu mengingat yang dimilikinya kepada siapa saja yang ingin belajar. “Cobalah tekuni bidang yang sesuai minat kita dan focus untuk berprestasi dengan bidang yang kita minati. Insya Allah akan memberi prestasi tersendiri di kemudian hari namun terpenting usaha sambil berdoa,” pesanya.(SK-07)