SANGATTA (11/1-2019)
Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit, membuat petani berfikir untuk menanam padi. Camat Kaubun, M Amin menyebutkan warganya yang sebelumnya petani, kemudian menyulap sawahnya menjadi kebun kelapa sawit sudah berpikir kembali nyawah, terlebih petani kembali hasil padi dengan baiknya irigasi antar 5-6 ton per hektare.
“Sekarang, dengan adanya kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor untuk penyuluhan pertanian, kini petani kembali berupaya menanam padi, karena hasilnya bagus,” kata Amin.
Bukan hanya padi, berbagai komoditas lain juga ikut ditanam, sesuai dengan kondisi lahan yang ada. Termasuk cokelat (cacao), saat ini sedang digalakan petani di Kaubun, aren dan berbagai komoditas lainnya.
Melihat fenomena tersebut, Bupati Kutim Ismunandar meminta agar petani menanam berbagai macam komoditas. Bukan hanya sawit, tapi bisa menanam komoditas lain ya yang memang punya nilai jual tinggi. Seperti padi, lada, karet, cokelat dan komiditas lainya termasuk jagung. Ini dimaksudkan, agar tidak sama dengan masalah sawit yang ada saat ini, dimana saat semua tanam sawit, hasil berlimpah, harga turun semua mengeluh. Bahkan saat ini, masalah harga sawit yang terus turun ini jadi masalah nasional, bukan hanya di Kutim, tapi diseluruh tanah air. Karena semua tanam sawit, harga turun, semua merugi.
Karena itu, harus ada komditas alternatif lainnya. Sebab kalau ada komoditas lain sebagai seperti lada, atau cokelat, maka patani tidak akan hanya berharap pada satu komoditas saja. “Jadi satu komoditas merugi, lainnya masih bisa diharapkan memberikan hasil untuk menopang ekonomi masyarakat,” katanya.
Ismunandar berharap agar Camat bisa membuka kerja sama dengan perbankkan, agar petani bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sebab bunga KUR, cukup rendah, dan ini bisa menguntungkan pengusaha. “Kalau petani bisa manfaatkan KUR, maka petani tidak akan kesulitan modal untuk usaha pertanian,” katanya. (SK2)