SANGATTA (20/5-2018)
Penyusunan naskah warisan dunia terus berlanjut, bagi Kutim, kata Kepala Dinas Kebudayaan, Iman Hidayat, kali pertama menjadi tuan rumah Rakor Focus Group Discussion (FGD) pembahasan draft Perbup tentang cagar budaya dan 
Ia menerangkan, FGD yang digelar belum lama ini memfokuskan perumusan data arkeologis. Namun masih ada beberapa kendala yaitu belum lengkapnya data spasial sosial, keanekaragaman hayati dan sosial budaya.
“Mengatasi masalah di atas perlu manajemen komperhensif dalam implementasi di lapangan. Selama dua hari ini (diharapkan) bisa tersusun draft final Perbup tentang pelestarian dan pengolahan cagar budaya karst. Perbup itu, penting jadi dasar mengusulkan ke tingkat provinsi,” jelasnya.
Dia menambahkan, setelah usulan disampaikan ke pihak Gubernur Kaltim akan dibuat usulan ke nasional melalui Dirjen Kebudayaan dan terakhir menuju ke Unesco. Karenanya, dalam FGD juga dibahas masalah anggaran.
“Tim memerlukan kejelasan pembiayaan untuk kegiatan survey updating data sejak 2013 guna lampiran usulan. Kita sudah menyusun percepatan namun dana kurang, disisi lain perlu langkah percepatan didukung pembiayaan,” papar Iman Hidayat.
Dinas Kebudayaan Kutim, kata Iman, ingin adanya pengakuan dalam Pesta Adat Lom Plai dan Pelas Tanah menjadi warisan budaya, karena kebudayaan didukung UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang kemajuan budaya yang baru saja keluar tahun lalu setelah digodok 32 tahun lamanya. “Regulasi dimaksud tentunya akan dijadikan payung hukum memajukan kebudayaan,” beber mantan Kadis Diknas Kutim ini.(ADV-KOMINFO)
