SANGATTA,Suara Kutim.com (26/2-2017)
Musyawarah Pembangunan Kecamatan (Musrembangcam) seperti hanya pertemuan rutin yang tak membuahkan hasil karena antara yang diusulkan dengan yang diterima tidak sesuai. Uneg-uneg itu disampaikan sejumlah kepala desa serta tokoh masyarakat, saat berlangsung Musrenbang kecamatan di Sangatta Utara, belum lama ini.
Ungkapan kekecewaan itu, juga dilontarkan Wakil Ketua DPRD Yulianus Palangiran yang menyertai semua Musrenbang di Sangatta Utara, Sangatta Selatam, Teluk Pandan dan Bengalon. “Banyak masyarakat tidak antusias mengikuti Musrembang, karena dianggap sia-sia, karena kebutuhan masyarakat justru tidak dipenuhi pemerintah, malah sebaliknya,” ujar Yulianus.
Menanggapi keluhan masyarakat, Sekertaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Irawansyah menandaskan pola pembangunan saat ini berbeda dengan sebelumnya. “Pemerintahan sekarang lain., arena itu, kepala desa harus membuat dafdar usulannya agar bisa dikontrol. Kontrol sampai ke dinas terkait, terutama Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda). Kalau usulan itu tidak muncul, pertanyakan. Kepala desa wajib mempertanyakan mengapa usulan itu tidak muncul,” pesannya.
Disebutkan, usulan pada Musrembang kecamatan pada dasarnya untuk program desa membangun yang dialokasikan anatara Rp2 M- Rp5 miliar. Sedangkan untuk Musrembang Kabupaten, akan membahas prioritas kecamatan termasuk program organisasi perangkat daerah.
Terkait program yang muncul tapi bukan usulan masyarakat, diakui Irawansyah karena sumber dananya seperti APBD provinsi atau APBN. Jadi bisa saja, itu muncul, tidak dari usulan masyarakat, tapi itu program OPD atau pemerintah.
Ditanya usulan dari desa yang disampaikan pada Musrenbang, diakuinya masih berkisar infrastruktur seperti jalan lingkungan, drainase dan berbagai kebutuhan masyarakat lainnya. “Umumnya fisik yang diusulkan,” jelasnya.(SK2/SK3)
