
SANGATTA,Suara Kutim.com (23/9)
Samsuri Basri –TPHD Kutim menerangkan meski sempat ambruk perbaikan tenda segera dilakukan sehingga tidak menganggu ibadah jamaah. “Tenda yang ambruk tidak menimpa tenda jamaah haji asal Kaltim, namun badai yang terjadi kami rasakan semua dimana angina bertiup kencang dan debu bertebaran meski tidak lama,” terangnya melalui pesan singkat menjelang wukuf pukul 12.00 Waktu Arab Saudi atau 17.00 Wita.
Dalam pesan singkatnya yang dikirim sejam kemudian, pegawai Bagian Kesra Setkab Kutim ini menerangkan saat waktu wukuf dimulai yang diawali dengan shalat dzuhur dan dijamak ashar, serta mendengarkan khotbah wukuf semua jamaah langsung dengan kegiatannya masing-masing namun semuanya hening bahkan menangis haru. “Keharuan benar-benar mewarnai jam-jam pertama wukuf, suasananya benar-benar mengharukan maklum di Arafah ini merupakan gambaran ketika ummat manusia dikumpulkan Allah SWT ketika akan dihisab akan perbuatannya salama di dunia,” kata Samsuri.
Terhadap kondisi tenda dijelaskan semua tersedia lengkap termasuk alat pendingin udara, namun kebanyaknya jamaah memilih melakukan kegiatan di luar tenda terutama di bawah pohon. Ditanya aktifitas jamaah, diakui beragam mulai membaca surah yasin, Al-Qur’an sampai berdoa. “Semua sibuk dengan aktifitasn masing-masing, kami ingin menumpahkan segalanya di Arafah ini dan memohon ampunan Allah SWT,” ujar Samsuri.(SK-03/SK-05/SK-013)