Tenda jamaah haji di Arafah yang sudah lengan |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Momentum wukuf di Arafah tidak hanya dijadikan memohon ampunan dan berdoa kepada Allah SWT, tapi esensi lainnya jemaah haji menjadikan kesempatan utama untuk melakukan muhasabah atau evaluasi diri. Demikian diungkapkan Naib Amirul Hajj KH. Malik Madani saat menyampaikan ceramah shubuh di Arafah, Jumat (3/10). Seperti dilaporkan Kontributor Suara Kutim.com Haji Abdurahman, Ahad (5/10) siang.“Di Padang Arafah mari manfaatkan untuk bersyukur, berzikir, dan bermuhasabah atau evauasi diri. Istigfar dan berdoa dengan tidak diringi evaluasi diri maka kurang bermakna, dan akan bermakna istigfar kita dengan bemuhasabah,” pesan KH Malik.
KH Malik mengatakan, Al-Ghazali menempatkan kata-kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib dalam permulaan bab muhasabah untuk evaluasi terhadap diri sndiri sebelum dihisab atau dievaluasi pihak lain terutama oleh Allah Swt di hari kiamat. “Penting untuk muhasabah atau evaluasi diri dan menimbang baik terhadap diri sendiri, komunitas dan bangsa ini,” pesannya.
Dalam laporannya, Haji Abdurahman, menyebutkan KH Malik menilai syiar peribadatan yang semarak di Indonesia terutama pada Ramadlan yang dimeriahkan dengan beragam acara televisi termasuk antrian pendaftar haji yang demikian panjang. Meski syiar keagamaan marak, ternyata tidak memiliki korelasi dengan kualitas keberagamaan masyarakat Indonesia salah satunya masih adanya terorisme. “Kesalehan ibadah memang dibawa Nabi, tapi semuanya itu bemuara pada satu tujuan untuk kesalehan akhlak,” kata Malik.
Menyinggung posisi jamaah haji, Abdurahman menyebutkan sedang berada di Mina untuk untuk melontar jumrah sampai hari ketiga. Dikatakan, setelah tiga hari di Mina, jamaah akan ke Makkah untuk persiapan kembali ke tanah air bagi gelombang pertama dan kedua ke Madinah.(SK-05)