SANGATTA (5/10-2019)
Kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di Kutai Timur (Kutim) diakui Kepala BPBD Syafruddin Syam, sudah mengganggu aktifitas masyarakat. Karena itu, terang Syafruddin, Sabtu (5/10), Bupati Kutim Ismunandar menyatakan status siaga pada bulan Agustus 2019 yang bermakna Pemkab dan warga masyarakat harus siaga terhadap Karhutla.
Karhutla saat ini, diakui akibat kemarau yang terjadi sejak bulan Juli lalu sehingga menyebabkan kekeringan. Sementara, masyarakat memanfaatkan kemarau membuka lahan dengan cara membakar karena lebih mudah dan murah. “Sayangnya, pembukaan lahan itu tidak memperhatikan dampaknya terutama kesehatan masyarakat akibat terkena asap, meski demikian ada kemungkinan akibat alam,” ungkap Syafruddin.
Ia meyebutkan Karhutla terbesar terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan ini tiada lain karena lahan atau hutannya masih ada. Diakui, status di Kutim saat ini meski sudah hujan masih tetap siaga.
Diakui, Karhutla di Kutim masih bisa ditangani, sementara, untuk kasus kebakaran sendiri lebih banyak didominasi kebakaran lahan gambut yang terus terjadi dalam rentang waktu dua bulan terakhir ini dan hampir terjadi di semua kecamatan. “Hanya saja, BPBD Kutim masih kekurangan personel dan sarana prasana,” terang Syafruddin seraya menyebutkan hampir semua kecamatan terjadi Karhutla.(SK11)