SANGATTA (20/4-2019)
Sekolah Tinggi Ekonomi Nusantara (STIE NUS) Sangatta, belum lama ini menggelar wisuda sarjana S1 di Gedung Serba Guna (GSG). Mereka adalah sarjana program akutansi dan manajemen. Dari sederet wisudwan yang ada terdapat 6 orang dinyatakan terbak yakni dari Program Studi Manajemen Julyanto Eko Lesmono dengan IPK 3,66 kemudian Rahmawati (3,66) dan Indah Savitri (3,64) sementara dari program akutansi yakni May Linda Puspita Sari yang mengakhiri pendidikan dengan IPK 3,76, kemufian Azisana IPK 3,70 serta Indah Rosiana Wati IPK 3,68. “Kami ingin menghasilkan wisudawan yang unggul dan mampu mengisi kebutuhan Kutim akan SDM yang handal,” kata Amransyah – Ketua STIE Nusantara.
Bupati Ismunandar menandaskan lulusan terbaik STIE Nusantara, menjadi membuktikan mahasiswa Kutim memiliki kualitas yang tidak kalah dengan mahasiswa luar daerah lainnya. Ia menjelaskan bahwa peluang serapan tenaga kerja bagi lulusan baru universitas seperti lulusan STIE terbuka lebar jika banyak perusahaan beroperasi di Kutim diantaranya pabrik semen yang akan dibangun sekitar Gunung Sekerat kemudian KEK Maloy. “Adanya investasi di Kutim bukan untuk menyengsarakan rakyat, namun untuk kesejahteraan masyarakat, karenanya sepanjang memberi kemaslahatan kenapa ditolak,” sebut Ismu.
Adanya investasi di Kutim, kata Ismu, menjadi peluang terbukanya dunia kerja bagi warga Kutim. Dijelaskan olehnya ada dua investasi besar yang berada di Kutim yakni KEK MBTK di Kaliorang dan investasi pabrik semen di Bengalon yang posisinya berdampingan. “Kawasan Kast Tanjung Mangkaliat Sangkulirang ada nilai ekonomis sekitar 830 hektare dari 1,8 juta hektare luas keseluruhan, dan itu telah ditetapkan pemerintah pusat,” sebut Ismu.
Sebagai insan akademis, pesan Ismu kepada mahasiswa STIE Nusantara yang masih menempuh pendidikan, hendaknya sebelum bertindak coba melihat data, fakta, dan tujuannya. “Jangan sampai banyak Investasi, kita hanya menjadi penonton di rumah sendiri, saya inginkan semua warga berperan,” tutup Ismu seraya menambahkan ia akan menjadi garda terdepan melawan jika ada perusahaan tidak mau menerima tenaga kerja Kutim.(ADV-Humas Setkab Kutim)