SANGATTA,Suara Kutim.com
Bukan hanya permasalahan belum adanya ketersediaan dan pasokan air bersih layak minum yang dikelola PDAM yang menjangkau daerah pesisir Kutai Timur, namun persoalan pasokan listrik melalui PLN yang kini juga menjadi perkerjaan rumah (PR) Pemkab Kutim untuk jangka panjang ke depan. Hal ini disampaikan Sekertaris Daerah (Sekda) Ismunandar, menyikapi masih banyaknya kekurangan dalam program pembangunan yang dilakukan pemerintah Kutai Timur yang menginjak 15 tahun.
Menurut Ismu, pemerintah dalam melaksanakan proses pembangunan harus bertahap dan memperhatkan skala prioritas. Ia mengakui, pemkab tidak menutup mata belum tersedianya layanan air minum dan listrik khususnya di sejumlah kecamatan.
Seusai peringatan HUT Kutim ke 15, Minggu (12/10) dijelaskan program kelistrikan, Pemkab sedang memperhitungkan beberapa sumber energi listrik yang merupakan hasil dari pengolahan limbah kelapa sawit karena sudah mulai diterapkan di Batu Ampar dan Muara Bengkal. “Sebagian warga Batu Ampar sudah bisa menikmati dialiran listrik selama dua puluh empat jam dengan menggunakan pasokan listrik yang disediakan oleh perusahaan kelapa sawit,” ujar Ismu.
Adanya kerjasama sejumlah stake holder terutama perusahaan sawit, ujar Ismunandar, diharapkan PLN yang sebelumnya harus memasok listrik secara tunggal ke depan dapat menggandeng perusahaan sawit. Sehingga biaya yang ditanggungkan kepada masyarakat baik beban dasar listrik maupun instalasi hingga pengelolaan dapat dilakukan dengan harga yang murah dan terjangkau sehingga tidak terlalu memberatkan PLN dan masyarakat.(SK-03)