SANGATTA (20/11-2019)
Budidaya tanaman sawit menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa tahun terakhir, banyak petani yang sebelumnya melakukan budidaya tanaman pangan seperti padi sawah dan ladang serta jenis tanaman pangan lainnya beralih menjadikan ladang petanian mereka sebagai kebun-kebun sawit.

Namun tidak semua petani Kutim berpandangan serupa dan lempar cangkul menjadi petani sawit. Buktinya, masih ada petani Kutim yang tetap memegang teguh jati diri sebagai petani padi sawah, meski juga memiliki kebun sawit. Salah satunya, para petani yang berada di Kecamatan Kongbeng.
Camat Kongbeng, Furkani menyebutkan saat ini sebagian besar petani padi sawah yang ada di Kongbeng masih memegang teguh profesinya sebagai petani padi sawah dan tanaman pangan. Padahal, ternyata mereka juga memiliki kebun-kebun sawit yang dikelola secara profesional melalui kelompok-kelompok tani.”Saat musim panen padi atau panen raya tiba, rata-rata setiap hektar ladang sawah bisa menghasilkan lebih dari 6 ton padi per hektar. Karenanya wajar jika para petani ini menganggap bahwa budidaya padi sawah dan tanaman pangan lainnya, masih tetap menjanjikan,” ungkapnya.
Dijelaskan, saat ini petani padi sawah yang tergabung dalam beberapa kelompok tani padi Kongbeng sudah menjalin perjanjian kerjasama dengan sejumlah perusahaan perkebunan untuk menampung atau membeli beras yang merupakan hasil panen petani.
Tidak tangung-tanggung, pihak perusahaan menyanggupi untuk membeli beras petani sebanyak 10 ton dalam sebulan. Kini tinggal kesanggupan dari kelompok tani padi sawah untuk memenuhi jatah yang disiapkan pihak perusahaan.
Yang menjadi pembeda petani Kongbeng dengan petani atau masyaraat umumnya, ujar Furkani, petani Kongbeng masih memegang teguh prinsip menyimpan padi untuk kebutuhan keluarga terlebih dahulu sebelum dijual ke pihak lain.
“Prinsip masih memiliki simpanan padi maka aman untuk hidup meski tidak memiliki uang, masih tetap dipegang para petani Kongbeng,” tandasnya.ADV-KOMINFO)