SANGATTA,Suara Kutim.com (11/7)
Potensi perikanan di Desa Mulupan besar namun belum digarap maksimal sehingga nelayan hanya menjual dalam bentuk ikan segar, asin serta asap. Warga berharap, mereka mendapat pelatihan untuk bisa mengolah sumber daya alam yang mereka geluti selama ini. “Rata-rata ikan yang didapat dijual segar kalau sudah mati dijadikan pizza (ikan asin,red) atau salai (Ikan asap,red),” kata Basri (41).
Kepada Suara Kutim.com, Basri yang sedang membuat ikan asap menyebutkan sebagian besar warga Mulupan berprofesi nelayan, bahkan PNS atau pekerja kebun tetap saja bergelut dengan menjadi nelayan.
Kepala Desa Mulupan Fahtur bersama Camat Muara Bengkal Suwandi mengakui produksi perikanan dari Mulupan setiap hari menimal 1 ton. “Kesemua ikan dijual ke Samarinda bahkan Banjarmasin, karena pembeli yang datang ke Mulupan,” terang Fahtur seraya menyebutkan semua ikan yang dijual ikan segar.
Terhadap ikan asin diakui dijual sebagian besar ke Samarinda dan Tenggarong, pasalnya akses transportasi mudah yakni lewat Kota Bangun. “Kami berharap sekali adanya pembinaan atau pelatihan seperti membuat abon ikan lebih sehat dan berkualitas sehingga kegiatan ibu-ibu lebih banyak lagi,” ujar Fahtur kepada Suara Kutim.com disela-sela menanti buka puasa bersama Bupati Ardiansyah, Jumat (10/7) kemarin.
Fahtur mengakui harga ikan segar dari desanya kerap anjlok karena permainan pembeli, selain itu harus bersaing dengan desa lain seperti Senambah, Sedulang, Jempang serta Muara Wis. “Kalau ada pembinaan SKPD terkait tentu warga tidak saja menjual ikan segar semata tetapi bisa dalam bentuk lain seperti abon atau kerupuk namun kualitas tinggi,” harap Kades termuda di Kutim ini.(SK-04/SK-12)