SANGATTA,Suara Kutim.com (14/11)
Prosesi beluluh yang digelar kerabat Kutai Kartanegara di kediaman Abdal Nanang – Kepala Adat Besar Kutai di Kutim, menandai dimulai Pelas Adat Tanah dan Pesona Budaya Kutai Timur Tahun 2016. Prosesi beluluh yang dilakukan kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara dari Tenggarong, berlangsung singkat dengan tujuan memohon kepada Allah SWT untuk memberikan perlindungan kepada pemimpin dan warga Kutim.
Prosesi beluluh yang diikuti Bupati Ismunandar, Wabup Kasmidi Bulang serta keluarga besar Kutai di Kutim, menarik perhatian. Kemudian, Senin (14/11) sore di Lapangan Bersemi STQ dilaksanakan pembukaan Festival Kutai dengan penyalaan brong – sebuah obor besar yang terbuat dari pohon enau.
Penyalaan brong merupakan pertandan dimulainya upacara adat Kutai skala besar seperti Erau yang kerap digelar Pemkab dan masyarakat Kutai di Tenggarong. “Pelas adat tanah, digelar masyarakat Kutai di Kutim sebagai wujud syukur akan nikmat yang diberikan Allah SWT,” kata Haji Abdal Nanang – Kepala Adat Besar Kutai di Kutim.
Kepada Suara Kutim.com, ia menerangkan selama Festival Budaya Kutim digelar beberapa pertandingan dan lomba tradisional seperti menyumpit dan begubang (perahu,red). Abdal berharap, digelarnta Pelas Adat Tanah Tahun 2016 semakin menambah wawasan warga Kutim akan khasanah budaya Kutai selain itu melestarikannya. “Khasanah budaya di Kutim banyak, karenanya mari kita lestarikan dan diharapkan melalui Pelas Adat Tanah akan membuka mata semua anak bangsa bahwa Kutim tidak saja kaya alamnya tetapi budayanya yang membanggakan,” ujar Abdal Nanang.
Penyalaan brong Pelas Adat Tanah menarik perhatian warga masyarakat yang kebetulan bertandang ke taman terbesar ke dua di Sangatta ini. “Filosofinya, api brong sebagai penyemangat dan penerang untuk melaksanakan rangkaian upacara adat Kutai,” ungkap Abdal Nanang ketika ditanya makna penyalaan brong.(SK13/SK14)