
SANGATTA (27/8-2019)
Penderita HIV – AIDS di Kutim sejak tahun 2015 tercatat 329 orang, yang mengkagetkan ada 30 orang gay yang diketahui positif. Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Bahrani Hasanal didampingi Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan dan Pencegahan, Penyehatan Lingkungan (P3L) M Yusuf dan Rikka Oktora – tim P3L, Selasa (27/8) menerangkan kasus HIV/AIDS dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan.

“Sata terakhir yang berhasil dihimpun Dinkes Kutim, sejak tahun 2015 hingga pertengahan tahun 2019 ini, terdata ada sebanyak 329 kasus HIV/AIDS,” terang Bahrani.
Ditambahkan Yusuf, penyebaran HIV/AIDS di Kutim ini tidak hanya berasal dari pola gaya hidup pengidapnya yang suka “jajan” sembarangan, namun ada yang dipengaruhi dari pola perilaku seks yang menyimpang atau dalam bahasa kesehariannya dikenal dengan istilah singkatan LGBT atau Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender atau Transeksual.
Kondisi penyimpangan perilaku seksual ini di Kutim, kata Yusuf, sebanyak 121 orang. Dari hasil pemeriksaan terakhir yang dilakukan Dinkes Kutim bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kutim yang positif terbilang banyak.
Dinkes dan KPAD Kutim, terang Yusuf, secara bertahap terus mensosialisasikan serta memberikan edukasi atau pengetahuan kepada masyarakat Kutim terkait HIV dan AIDS. Ia menyebutkan, beberapa populasi kunci yang merupakan masyarakat beresiko menjadi sasaran edukasi terkait HIV/AIDS.
Kemenkes, aku Yusuf, mentargetkan sebanyak 17 ribu masyarakat Kutim untuk dilakukan pemeriksaan guna mencegah penyebaran HIV/AIDS. Namun hingga saat ini, baru mencapai 4 ribu orang, seingga diharapkan target Kemenkes ini tercapai. “Geografi Kutim menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya pencapaian target,” sebut Yusuf.(SK3)