SANGATTA,Suara Kutim.com (30/8)
Defisit anggaran yang dialami semua daerah termasuk APBN yang dikelola pemerintah pusat, membayangi rencana pengadaan sapi untuk kelompok petani sapi di Kutim. Plt Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutim Marjoni didampingi Kabid Peternakan Diah Ratna Ningrum, Selasa (30/8) menerangkan pada tahun 2016 Kutai Timur mendapatkan jatah pengadaan sapi melalui APBN sebanyak 1.500 ekor.
Sapi yang akan diharapkan sudah masuk Kutim jenisi brahman cross itu nantinya disebarkan ke 30 kelompok peternak. “Info terakhir bahwa pada bulan puasa ramadhan kemarin sudah diadakan lelang,seharusnya saat ini sudah ada pemenangnya. Namun hingga kini belum ada kabarnya,” kata Marjoni.
Ditemui di ruang kerjanya, Marjoni berharap pengadaan sapi oleh Kementrian Pertanian ini tidak terkena imbas dari pengurangan anggaran di kementrian dan lembaga negara, Menurut, Diah bukan pejabat teknis pengadaan sapi saja yang telah siap, namun kelompok tani sapi sendiri juga sudah siap seperti menyiapkan kandang dan lainnya. “Mengacu pada estimasi pengadaan, bantuan sapi brahman cross ini seharusnya sudah masuk ke Kutim pada Bulan Oktober atau November mendatang,” ungkap Diah.
Dijelaskan, akibat pengurangan penerkmaan negara pengadaan sapi dari pemerintah provinsi juga terancam gagal, demikian dengan APBD Kutim. Khusus Kutim, ujar Diah dasarnya instruksi Bupati Kutim yang memerintahkan menghentikan pembayaran dan penyerapan anggaran dan proyek yang menggunakan dana murni APBD Kutim. “Kontraktor lokal yang mengerjakan pengadaan sapi sudah melakukan pembayaran panjar agar sapi bisa didatangkan ke Kutim, karena sudah ada persiapan kontraktor masalahnya dilaporkan ke Bupati Ismunandar untuk dilanjutkan atau stop dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan khusus,” ujar kedua pejabat pada Dinas Pertanian Kutim ini seraya menambahkan pengadaan sapi untuk meningkatkan ketersediaan daging dan peningkatan kesejahteraan peternak.(SK3)