POMPA ANGGUK milik Pertamina EP Sangatta Field yang tiada henti memompa minyak dari perut bumi ternyata juga memompa semangat hidup warga masyarakat. Setiap putaran pompa, geterannya terasa sampai ke detak jantung Tanen Uyang (68) seorang warga Dayak Kenyah yang kini tinggal di Jalan Poros Sangatta – Bontang.
Mantan pegawai negeri sipil yang sejak kecil mewarisi budaya leluhurnya, mengaku ia dan perajin lainnya tambah semangat ketika Pertamina EP Sangatta Field, peduli dan ikut dalam pengembangan seni budaya Dayak Kenyah.
Tergabung dalam kelompok Kerajinan Ukir Khas Kutai Timur Nengayetna, warga Dayak Kenyah mengaku merasakan sekali dampak kepedulian Pertamina EP Sangatta Field yang mampu memompa semangat mereka untuk menjaga dan melestarikan seni budaya yang adi luhung. “Dengan pembinaan dan kepercayaan Pertamina EP Sangatta Field, kini Nengayetna mulai berdiri dan merasakan akan buah kebersamaan serta kepedulian itu,” kata Tanen Uyang.
Tanen Uyang wajar bangga, pasalnya ia sempat pesimis karya mereka bisa terkenal pasalnya ketiadaan dana serta sarana untuk memasarkan. Sebagai warga masyarakat pedatang di TNK, Tanen mengaku tidak punya apa-apa untuk mengembangkan usaha kerajinan ukir kayu yang ia pelajari sejak kecil. “Jangankan uang banyak, pisau ukir saja nggak punya namun kami punya semangat untuk maju dan melestarikan seni budaya terutama seni ukir kayu ini,” ungkap Tanen ketika disambangi di kediamannya yang berada di tepi Jalan Negara Kaltim – Kaltara.
Bertandang ke rumah pria dari sejumlah cucu, sejumlah hasil karyanya dan anggota kelompok lainnya tampak dipajang rapi. Salah satu karya yang menarik yakni lesung, tetelan serta gangang mandau yang kesemuanya menggunakan kayu.
Karya-karya yang luar biasa itu, bahkan diakui sejumlah seniman sangat halus dan mempesona, digarap Tanen Uyang hanya dalam waktu saty hari. “Semua dibuat dalam satu hari setelah Pertamina EP Sangatta Field membantu peralatan, termasuk ikut memasarkan sehingga karya yang ada memberikan arti bagi saya dan anggota,” ungkapnya.
Tanen Uyang merupakan salah satu warga Busang – daerah yang berada di pedalaman Kutim, yang datang ke Sangatta dan bermukim di kawasan Taman Nasional Kutai (TNK). Kedatangan mereka di TNK tentu tidak mudah, pasalnya mereka berada dalam kawasan terlarang untuk pemukiman.
Kondisi ini semakin dirasakan ketika Pemkab Kutim tidak diperkenankan melakukan pembangunan apapun termasuk memberikan perhatian kepada warga masyarakat. Sebagai anak bangsa, Tanen Uyang sempat frustasi, karena tidak ada sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. “Kami datang untuk mencari penghidupan yang layak, kami ingin anak-anak kami maju setara dengan anak-anak perkotaan,” ujar Tanen.
Sebagai warga Dayak yang memang biasa tinggal di kawasan hutan, bagi Tanen Uyang tinggal di TNK, merupakan berkah. Limbah kayu yang berserakan dimana-mana, merupakan modal besar bagi Tanen dan warga Dayak Kenyah.
Dengan peralatan seadanya, Tanen dan warga lainnya memanfaatkan limba kayu yang ada untuk dibuat gangang mandau, lesung serta hiasan diding. Namun apa yang dibuat, diakui belum memuaskan dan kalah bersaing dengan perajin yang punya modeling atau alat lengkap. “Modal kami hanya kapak, mandau dan pisau kecil ini,” ujarnya seraya memperlihatkan pisau kecil yang terselip di mandau.
Ditengah-tengah kegalauan, Tanen Uyang kaget ketika proposalnya diterima Pertamina EP Sangatta Field. Ia semakin senang, Pertamina EP Sangatta Field tidak saja memberi order membuat miniature pumping tetapi membantu dalam peralatan serta pemasaran.
Dukungan Pertamina EP Sangatta Field terhadap Kelompok Perajin Ukir Khas Kutim pimpinan Tanen Uyang ini, bisa jadi sebagai pompa bagi warga Dayak Kenyah di TNK yang kini terus merasakan kepedulian Pertamina EP Sangatta Field. “Pemasarannya sudah melebar, banyak pesanan dari luar sehingga saya dan teman-teman puji Tuhan sudah merasakan hasilnya,” aku Tanen Uyang.
Kepedulian Pertamian EP Sangatta Field terhadap Tanen Uyang melalui program CSR, tidak semata hanya meningkatkan kesejahteraan para perajin ukir kayu, tetapi lebih jauh yakni dalam rangka pelestarian seni udaya khususnya ukir kayu. “Pelestarian adat istiadat salah satu tujuan CSR Pertamina EP Sangatta Field, karena dengan melestarikan adat istiadat sama dengan meningkatkan daya tahan anak bangsa terhadap pengaruh budaya asing,” kata Pjs Manager Pertamina EP Sangatta Field, Krisna Haryadi saat membuka program Field Trip Pertamina EP Sangatta di Sangkima Sangatta Selatan.(syafranudin)