SuaraKutim.com, Sangatta – Sebagai bentuk tindak lanjut dalam upaya penanganan inflasi daerah akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sedang menyiapkan rencana pengadaan mesin ketinting bagi para nelayan yang terdampak.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala DKP Kutim, Suriansyah saat ditemui SuaraKutim.com di ruang kerjanya, di wilayah komplek perkantoran pemerintah Kutim Bukit Pelangi, Rabu (02/11/22).
“Kami menjadi salah satu Dinas yang mendapat dana (Recofusing,red) sebagai bentuk penanganan inflasi daerah, karena memang masyarakat binaan kita adalah nelayan. Dengan adanya kenaikan inflasi kemarin tentu akan berdampak juga kepada saudara-saudara kita para nelayan tersebut,” ungkapnya.
Didampingi Sekretaris DKP Kutim Fata Hidayat, dirinya menyampaikan bahwa bantuan berupa mesin ketinting tersebut akan diberikan kepada kelompok nelayan di beberapa kecamatan yang ada, namun saat ini prosesnya masih dalam tahap pengadaan di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
“Update terakhirnya (pengadaan mesin ketinting, red) sekarang sedang berproses di LPSE, nantinya akan dibagi ke lima belas kelompok nelayan dan jumlah orang yang akan menerima kurang lebih 169 nelayan,” jelasnya.
Ditambahkan Fata Hidayat, bahwa penerima bantuan adalah kelompok nelayan di beberapa kecamatan Kabupaten Kutai Timur, yang telah terdaftar dalam database Pelaku Usaha Bidang Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) DKP Kutim, serta one data pada Kementrian Kelautan Perikanan (KKP) Republik Indonesia.
“Kelompok nelayan yang ada di daerah Sangkulirang, Sandaran dan Sangatta, syarat penerima yang jelas sudah terdaftar di KUSUKA, juga terdaftar di one data KKP. Tapi memang yang diberikan ini adalah mereka yang belum pernah mendapat bantuan atau belum pernah terakomodir oleh program pemerintah,” ujarnya.
Selanjutnya Fata menyampaikan, bahwa bantuan mesin ketinting tersebut juga akan didukung oleh bantuan Bahan Bakar Gas (BBG) dari KKP pusat, shingga para nelayan akan merasakan langsung manfaat bantuan tersebut.
“Untuk bahan bakarnya akan ada bantuan langsung dari Kementrian (Kelautan dan Perikanan, red) berupa bahan bakar gas. Jadi kementrian sudah menyiapkan alatnya, yang jelas paling lambat harus dilaksanakan di bulan Desember ini. Namun jika tidak ada halangan di pertengahan bulan November ini sudah bisa direalisasikan,” pungkasnya. (Adv/Red/SK-05).