Sangatta (17/4-2020)
Sebagai Rumah Sakit (RS) rujukan khusus penanganan COVID-19 di wilayah Kutai Timur (Kutim), RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kudungga kini lebih memaksimalkan upaya penanganan pasien-pasien pada instalasi khusus COVID-19. Bahkan saat ini, RSUD Kudungga telah menambah 31 ruang isolasi rawat inap khusus bagi pasien gejala COVID-19. Demikian disampaikan Direktur RSUD Kudungga Kutim, dr. Anik Istiyandari saat diwawancarai sejumlah awak media, Kamis (16/4) kemarin.
“Selama ini kami sudah menyediakan satu lokal atau gedung rawat inap VVIP Safir, yang dijadikan sebagai ruangan isolasi khusus penanganan COVID-19. Namun mengikuti perkembangan yang terjadi saat ini, ternyata pasien gejala COVID-19 yang menjalani rawat inap terus mengalami penambahan. Bahkan ruang isolasi Safir yang memiliki kapasitas 15 tempat tidur, saat ini sudah terisi penuh. Sehingga kami harus menambah gedung atau lokal baru yang dijadikan sebagai ruang isolasi khusus penanganan COVID-19,” ujar Anik.
Lanjutnya, mengacu pada perhitungan statistik penularan COVID-19, jika 1.000 orang tertular dalam waktu tiga bulan, hanya membutuhkan waktu selama sembilan hari maka angka kasus penularan akan menjadi dua kali lipat yang ada. Sehingga perlu segera dilakukan langkah-langkah antisipasi, terutama dalam penyiapan sarana ruang isolasi rawat inap, lengkap dengan tenaga medis dan pendukungnya.
“Kami sudah menyiapkan satu gedung rawat inap dengan fasilitas 31 tempat tidur sebagai ruang isolasi rawat inap bagi pasien-pasien bergejala COVID-19. Namun saat ini baru difungsikan 14 tempat tidur dan sebagian sudah ditempati pasien diagnosa gejala COVID-19. Sementara sisanya akan bertahap dipersiapkan, mengingat sebagai ruang isolasi rawat inap penanganan COVID-19, memang memiliki persyaratan khusus,” ucap Anik.
Hingga saat ini, sambung Anik, pihaknya telah merawat 19 orang pasien dengan diagnosa terkonfirmasi positif COVID-19, maupun yang mengarah gejala COVId-19 yang berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
“Yang saat ini kami rawat dan isolasi, ada sembilan belas orang. Mulai yang terkonfirmasi positif, maupun yang mengarah gejala COVId-19 dengan status ODP (Orang Dalam Pemantauan, red) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan, red). Sementara dari keseluruhan yang dirawat inap, empat belas orang positif dari hasil Rapid testnya dan kini masih menunggu proses test swab. Semoga tidak bertambah lagi. Karena jika bertambah, tentu kami akan kewalahan menanganinya,” ujar Anik.
Ditambahkan Anik, dengan adanya penambahan ruang rawat inap khusus COVID-19 maka pihaknya tentu membutuhkan penambahan tenaga perawat yang akan menangani keseluruhan ruang isolasi pada instalasi khusus COVID-19. Saat ini, tenaga perawat yang bertugas pada instalasi khusus COVID-19 RSUD Kudungga berjumlah 42 orang. Sehingga masih dibutuhkan sekitar 20 orang tenaga perawat.
“Kami perlu tambahan dua puluh orang tenaga perawat jika nantinya ruang isolasi tambahan tersebut difungsikan sepenuhnya dan membludak. Sementara sudah ada sepuluh orang perawat yang datang melamar ke RSUD Kudungga, semoga bisa segera diproses oleh Pemkab Kutim sebagai TK2D (Tenaga Kerja Kontrak Daerah, red) dan segera difungsikan di ruang isolasi khusus COVID-19. Sementara kebutuhan tenaga perawat yang masih kurang, secara bertahap akan dipenuhi. Saat ini tenaga perawat yang ada berjumlah 42 orang, belum termasuk tenaga laboratorium, tenaga ahli gizi, tenaga khusus radiologi serta petugas kebersihan yang jumlah keseluruhannya lebih dari 100 orang, dan kini ikut menjalani karantina khusus tenaga COVI-19 di wisma Diklat BKPP Kutim,” jelas Anik.(Adv-Kominfo)