SAMARINDA (30/4-20202)
Dinas Kesehatan Kaltim terus berjuang agar pendukung Tes Cepat Molukuler ( TCM) yang akan digunakan mengetes pasien Virus Corona bisa diterima cepat, pasalnya dengan keterbatasan penerbangan saat ini pengiriman sampel, menambah kendala untuk mempercepat mengetahui status pasien.

Plt Kadis Kesehatan Kaltim, Andi M Ishak kepada Suara Kutim.com, Kamis (30/4) menerangkan program pengembangan laboratorium untuk pemeriksaan Covid-19 yakni mengoperasionalkan mesin Tes Cepat Molukuler ( TCM) yang saat ini untuk penderita TBC, salah satu cara mengatasi masalah lambatnya pemeriksaan virus Corona.
Ditemui di Kantor Gubernur Kaltim, dijelaskan, mengoperasionalkan TCM harus dikonversi terlebih dahulu dengan cara mengganti Catridge dan reagaen yang ada dulu sayannya kedua jenis barang tersebut belum ada dari Kementrian Kesehatan RI. “Kedua barang merupakan barang import, disisi lain hamper semua negara dan rumas sakit juga membutuhkan,” bebernya.
Diuraikannya, mesin TCM yang ada tidak sembarang dioperasikan sama dengan komputer harus diinstal ulang, jika hasilnya akan lain serta berdampak lain. “Ini masalah kesehatan, tidak bisa asal jadi saja karenanya selain TCM yang ada harus dikonversi, operator dan penanggungjawabnya harus mengikuti pelatihan sementara jadwal untuk Kaltim belum ada,” terangnya.
Selain itu, sebut Andi Ishak, pengembangan pengoperasionalan TCM ada prasyarat yang harus dipenuhi yaitu fasilitas Laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3) kerana yang akan diperiksa adalah Virus Corona yang tingkat penularannya tinggi.
“Data Kementerian Kesehatan RI, Laboratorium RSU Kudungga Sangatta belum BSL 2 sehingga diminta mengupgrad. Jika labotarium sudah BSL 2, tetapi BSC 2 belum terkalibrasi kareannya pengoperasionalan mesin TCM di RSU Kudungga diusulkan pada tahap kedua dengan catatan sudah memenuhi persyaratan BSL 3,” terangnya ketika ditanya soal TCM milik RSU Kudungga Sangatta.
Andi Ishak menambahkan saat ini banyak RSU di Indonesia meminta Kemenkes melakukan pelatihan terhadap petugas TCM, agar mempercepat layanan dalam penanganan Corona. Karena keterbatasan barang dan SDM serta waktu, ada beberapa RSU yang akan dilatih dengan harapan saat ini bisa mengcover RSU daerah lainnya seperti Bontang dengan Kutim. “Kita sudah berjuang meminta perhatian Kemenkes, karena hampir semua daerah dan RS juga meminta hal yang sama,” tandasnya.(SK8)