SANGATTA,Suara Kutim.com (3/6)
Sebanyak 27 ribu hektar kawasan lahan basah dan gambut di Long Mesangat dan Muara Ancalong berstatus APL dan hak guna usaha (HGU) milik perusahaan, kemungkinan besar bakal menjadi kawasan konservasi bernilai tinggi atau High Concervation Value (HCV).
Ini merupakan deliniasi LSM Yasiwa yang bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim dan Pemkab Kutim yang tujuannya untuk melindungi pupulasi Buaya Supit dan buaya Badas Hitam di Danau Suwi yang berada di kawasan Muara Ancalong dan Long Mesangat.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kutim, Ence Ahmad Rafiddin Rizal, menyebutkan untuk melindungi habitat dan ekosistem kedua buaya langka itu, saat ini LSM Yasiwa dan BKSDA Kaltim melakukan deliniasi untuk memisahkan yang mana wilayah yang merupakan kawasan perusahaan dan yang mana wilayah tubuh air. “Saat ini kondisi kawasan lahan basah di sekitar Danau Suwi tersebut sudah semakin berkurang volume airnya ini dikhawatirkan akan mengancam populasi dua satwa reptil langka yang saat ini diketahui hanya hidup di Kutim dan Thailand,” sebut Encek Ahmad Rafiddin.
Diungkapkan, karena kawasan buaya langka ini termasuk APL tidak menutup kemungkinan pemkab bisa membuat sebuah tindakan atau sesuatu yang berkaitan dengan perlindungan populasinya seperti penetapan status kawasan konservasi habitat.
Terkait penanganan satwa yang ada, dijelaskan merupakan tangung jawab BKSDA yang bisa dilakukan enclave. Namun ia menyarankan, lebih baik tidak dilakukan encave agar ketiga perusahaan perkebunan sawit yang saat ini beraktivitas di sekitar Danau Suwi turut bertangungjawab atas keberlangsungan ekositem alami yang ada sekarang, sementara Pemkab Kutim dengan kewenangan yang ada mampu menetapkan bahwa kawasan APL tersebut menjadi menjadi kawasan konservasi bernilai tinggi atau High Concervation Value (HCV).
Penetapan kawasan ini, ujar Rafiddin, setidaknya menjadi upaya Pemkab Kutim dalam melindungi buaya supit dan buaya badas hitam yang populasinya semakin terancam di kawasan Danau Suwi di Muara Ancalong-Long Mesangat. “Tidak hanya habitat kedua reptil langka saja yang terselamatkan, tetapi juga beberapa spesies satwa langka lainnya seperti ikan belida, bidawang atau kura-kura air tawar dan masih banyak lagi satwa lainnya,” imbuhnya.(SK3)