Beranda hukum Selingkuh Penyebab Utama Perceraian

Selingkuh Penyebab Utama Perceraian

0

Loading

Suasana persidangan perceraian 
SANGATTA,Suara Kutim.com
Perceraian di Sangatta Utara dalam kurun waktu empat bulan berjumlah 76 didominasi perselingkuhan. Menurut  Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Sangatta Utara Syarifuddin Nur,  90 persen istri yang menggugat cerai karena “menduga” suaminya bersilingkuh.
Sedangkan karena  Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan ekonomi terbilang kecil. “Rata-rata yang mengajukan gugatan cerai adalah istri, dengan alasan suaminya punya wanita idaman lain atau bersilungkuh,”  terang Syarifuddin Nur belum lama ini di ruang kerjanya.
Tingginya  gugatan percerian  di Sangatta Utara menjadi perhatian instansinya serta lembaga lain, karena secara ekonomi rata-rata warga Sangatta berpenghasilan cukup namun kebanyakan belum siap mental dalam menata rumah tangga.
Lebih jauh, ia mengakui hampir setiap proses persidangan perceraian ditangani KUA bahkan angkanya mencapai empat kasus. Meski demikia, Syafruddin menyebutkan usaha mediasi terus dilakukan baik mendengarkan curhatan masing-masing pihak maupun memberikan saran terbaik. “Kami tetap berupaya melakukan mediasi agar kembali bersatu dalam keluarga bahagia,namun yang berhasil kecil kebanyakan tetap bersikukuh minta dicerai,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, pihak istri keberatan ketika menemukan bukti – bukti suaminya punya wanita lain. Beberapa bukti yang kerap diperlihatkan, adanya SMS – SMS ‘mesra” termasuk foto bareng.  “Karena  salah menggunakan handphone   menurut saya yang  menjadi penyebabnya selain karena rendahnya iman,  selain itu adanya penyimpangan dalam pergaulana baik dalam kelompok kecil maupun besar sehingga terjadi pergeseran nilai budaya, meski demikian kalau iman kuat Insya Allah tidak akan goyah,” beber mantan KUA Sangkulirang ini.
Ketua Pengadilan Agama Sangatta Taufiqurahman ditemui terpisah mengakui PN Agama  dalam empat bulan memperoses 76 kasus perceraian pasangan suami istri, 43 kasus “akhirnya” diputus resmi cerai sisanya  proses mediasi. “Data yang ada terbanyak penyebab perceraian yakni adanya ketidaksiaan salah satu pasangan,” terang Taufiqurahman.(SK-03)