Beranda politik DPRD Kutim Siang Geah: Seluruh Elemen Masyarakat Wajib Terlibat Atasi HIV/AIDS

Siang Geah: Seluruh Elemen Masyarakat Wajib Terlibat Atasi HIV/AIDS

0
Anggota Komisi A DPRD Kutai Timur, Siang Geah

Loading

SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Meski Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim), telah berupaya dalam mengatasi dan melakukan pencegahan terhadap penyebaran HIV/AIDS dengan melakukan langkah tegas menutup sejumlah lokalisasi pelacuran di wilayah Kutai Timur, namun hingga kini angka penyebaran dan penderita HIV/AIDS di Kutim masih cukup tinggi.

Hal ini menjadi perhatian dan keprihatinan tersendiri bagi anggota DPRD Kutai Timur, Siang Geah. Bahkan dirinya tidak menampik jika dari data yang disodorkan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kutai Timur, bahwa Kecamatan Muara Wahau hingga saat ini merupakan penyumbang angka pengidap HIV/AIDS tertinggi di Kutai Timur.

“Memang benar jika dari data yang kami ketahui, bahwa Muara Wahau merupakan kecamatan penyumbang angka pengidap HIV/AIDS tertinggi di Kutim. Ini tentu menjadi keprihatinan dan perhatian penting bagi kami dan kita semua,” ucapnya.

Siang Geah mengapresiasi upaya pemerintah Kutim dalam menutup lokalisasi pelacuran yang ada di sejumlah daerah di Kutim. Namun yang menjadi kekhawatiran baru, adanya indikasi tempat pelacuran terselubung, yang ada di kos-kosan, tempat hiburan malam (THM), bahkan di penginapan dan hotel.

“Ini justru menimbulkan kekhawatiran baru, akan penyebaran penyakit HIV AIDS, yang makin tidak terkendali. Kami setuju penutupan lokalisasi atau tempat hiburan malam tapi juga harus bisa memberikan solusi. Kalau ditutup tidak ada solusinya maka akan liar lagi ke tempat lain seperti di hotel-hotel penginapan dan kos-kosan,” katanya.

Dikatakan, meski sudah melakukan penutupan lokalisasi, namun saat ini praktek prostitusi sudah berubah cara dengan sistem online menggunakan aplikasi pertemanan media sosial, yang bisa lebih mudah bagi oknum masyarakat mendownload aplikasi tersebut dan bertransaksi seks.

“Sudah banyak di media massa, banyak yang terbongkar dan tertangkap. Mereka (pelacur, red) jualan pake aplikasi media sosial. Di Kutim juga sudah pernah tertangkap. Jadi harus ada solusinya agar penyebaran HIV/AIDS ini bisa dikendalikan,” bebernya.

Siang Geah mengingatkan, Pemkab Kutim tidak hanya menutup lokalisasi, namun perlu melakukan aksi cepat dengan melibatkan pihak-pihak terkait lainnya, dalam menekan praktek prostitusi terselubung ini. Melakukan komunikasi dengan pemilik dan pengelola tempat hiburan malam dengan inventarisasi daftar nama yang terjangkit penyakit berdasarkan data yang sebelumnya dikeluarkan oleh lembaga medis sehingga dapat ditangani secara serius agar tidak menular.

“Selain itu, pihak terkait harus sering mengadakan sosialisasi ke masyarakat terkait dampak dan penyebab Virus HIV/AIDA, karena penyakit ini menular dan efeknya bisa menimbulkan kematian,” kata Siang Geah.(Red-SK/ADV)