SANGATTA,Suara Kutim.com (19/4)
Meski telah diluncurkan bulan lalu bahkan sopir diberi subsidi, ternyata tak mampu menaikan jumlah penumpang. Rute baru yang dikeluarkan Pemkab Kutim yakni Sangatta lama hingga Pasar Induk dan Swarga Bara ternyata masih sepi, bahkan sopir angkot mengaku merugi.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kutim,Johansyah menyebutkan upaya sosialisasi kepada masyarakat terkait keberadaan trayek ini terus dilakukan. Namun ia mengakui upaya meraih hasil maksimal tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Angkot-angkot kalah bersaing dengan kendaraan pribadi, namun lambat laun masyarakat akan semakin berminat menggunakan angkot,” terang Johasnyah, Selasa (19/4) siang.
Kepada wartawan termasuk Suara Kutim.com, ia mengakui 1 angkot trayek khusus Sangatta lama hingga PIS ke Swarga Bara, mendapat subsidi Rp 150.000 per hari sementara unit yang dikerahkan sebantak 10 unit. “Sebulan dialokasikan Rp45 juta untuk subsidi angkot, namun dari hasil evalusi per harinya setiap angkot hanya mendapatkan pemasukan antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per harinya. Sementara, jika dihitung pengeluaran sewa mobil termasuk bensin, per harinya menghabiskan Rp 300 ribu,” beber Johansyah.
Johan – sapaan akrab Johasnyah, mengakui dengan kondisi “sepi” penumpang ini kemudian angkot diwajibkan tetap melayani hingga RSU Kudungga dapat dipastikan kerugian bertambah besar. Mengatasi kelangkaan angkutan umum ini, Dishub berencana mengratiskan angkot trayek khusus rute Kampung Tator hingga RSUD Kudungga.
Diakuinya, saat ini yang menjadi pembahasan bagaimana mencari sumber dana subsidi angkot karena anggaran subsidi selama ini tidak masuk dalam anggaran Dishub Kutim. “Sementara yang ditanggung pemerintah hanya subsidi suku cadang kendaraan, jika pemerintah ingin terus menyediakan subsidi diharapkan ada kebijakan Bupati Kutim mencarikan alokasi anggaran subsidi seperti melalui pihak ketiga atau anggaran Corporate Sosial Responsibility.(SK-2/SK3)