Beranda ekonomi Tingkatkan PAD, Kutim Garap Sektor Pariwisata

Tingkatkan PAD, Kutim Garap Sektor Pariwisata

0
Salah satu goa yang ada di pengunungan Karts. (Foto Ist)

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (25/1-2017)
Krisis keuangan yang melanda Kutai Timur mengingatkan bahwa dalam hal pendapatan dan keuangan daerah, Kutim tidak bisa berharap dana bagi hasil (DBH) kepada Pemerintah Pusat, Pemkab Kutim bertekad untuk menggali potensi-potensi yang mampu menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) salah satu sumber PAD ada sektor pariwisata.
Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang mengatakan dengan masuknya Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pariwisata dalam program legislasi daerah (Prolegda) DPRD Kutim tahun ini, dirinya sangat berharap Raperda Pariwisata menjadi prioritas untuk segera dibahas dan disahkan menjadi sebuah Perda. Dengan adanya Perda Pariwisata tentu menjadi dasar hukum bagi Pemerintah Kutim dalam pengaturan regulasi pengelolaan kepariwisataan yang ada, termasuk penetapan pajak dan retribusi daerah.
Pengelolaan kepariwisataan di Kutim, dijelaskan, langkah awal melakukan inventarisasi semua potensi yang dimiliki Kutim saat ini dan kemudian akan dibuatkan peraturan bupati (Perbup) yang berkaitan dengan aturan mekanisme pungutan retribusi dan sebagainya.
“Terpenting melakukan pembenahan dan memenuhi segala fasilitas infrastruktur dan sarana penunjang lainnya untuk objek wisata tersebut. Selain itu, dalam pendanaan dan pengelolaannya kelak Pemkab Kutim tidak bisa melakukannya sendiri tetapi perlu partisipasi dan keterlibatan pihak swasta agar pengelolaannya lebih mumpuni dan profesional,” ujar Kasmidi.
Kepada Suara Kutim.com, ia menyebutkan, Kutim memiliki potensi pariwisata yang bisa dijadikan unggulan seperti potensi wisata pantai dan bawah laut, gunung dan goa karst, serta hutan wehea. Namun ia mengakui, kemungkinan akan digarap terlebih dahulu karena memiliki nilai jual tinggi dan sudah mudah terakses masyarakat adalah wisata pantai dan bawah laut serta gua karst.
Terlebih untuk wisata karst merupakan destinasi wisata yang tidak dimiliki semua daerah dan pasti memiliki nilai jual hingga ke taraf internasional, karena keunikannya. “Nantinya tidak hanya diharapkan mampu menarik wisatawan lokal namun juga bisa mendatangkan wisatawan manca negara ke Kutai Timur. Tentu imbasnya adalah akan ada pemasukan bagi daerah,” ujar Kasmidi.(SK3)