SUARAKUTIM.COM, SAMARINDA – Dalam upaya memperkuat pendampingan keluarga berisiko stunting, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk “Penguatan Pendampingan Keluarga Risiko Stunting Lokasi Khusus”. Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari tiga kecamatan, yakni Sandaran, Sangkulirang dan Batu Ampar menjadi peserta dalam Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, dari Senin (25/11/2024) hingga Selasa (26/11/2024), di Swiss-Belhotel Samarinda.
Pada kesempatan tersebut, Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi B, menjelaskan pentingnya kegiatan ini untuk menanggulangi permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan besar bagi daerah tersebut.
“Data terakhir pada bulan September 2024 mencatatkan terdapat 12.362 keluarga berisiko stunting di Kutim. Khusus untuk peserta Bimtek, jumlah keluarga berisiko stunting di Kecamatan Sangkulirang adalah 1.245 dari 3.270 keluarga sasaran, di Kecamatan Sandaran 575 keluarga dari 1.410 keluarga sasaran dan di Kecamatan Batu Ampar 282 keluarga dari 925 keluarga sasaran,” ungkapnya.
Ketiga kecamatan tersebut tercatat memiliki angka tertinggi dari keseluruhan 12.362 keluarga berisiko stunting di Kabupaten Kutim. Oleh karena itu, Achmad Junaidi berharap lokasi khusus ini bisa menjadi fokus perhatian dalam upaya pengurangan angka stunting, dengan penerapan pendampingan yang lebih optimal.
Lebih jauh, Kepala DPPKB Kutim menegaskan peran aktif para penyuluh lapangan, termasuk Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Kader/TPK, sangat krusial dalam implementasi kebijakan pengurangan stunting.
“Peran PKB dan Kader/TPK sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan penurunan angka stunting sangat penting. Mereka harus dapat memberikan penyuluhan, pendampingan, serta meningkatkan koordinasi dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di lapangan,” tambahnya.
Acara Bimtek ini menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) di Kutim. Ada dua hal penting yang ingin dicapai dalam kegiatan ini. Pertama, meningkatkan peran TPK dan Kader dalam proses pendampingan, edukasi, pemberian bantuan, pembinaan dan peningkatan kapasitas keluarga berisiko stunting. Kedua, memperkuat peran TPK dan Kader dalam memberikan informasi, mendampingi, serta membina keluarga berisiko stunting dan anak stunting.
Sebelumnya Ketua panitia acara, Mulyadi Oktama, menyampaikan Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman TPK atau Kader terkait optimalisasi pendampingan keluarga berisiko stunting.
“Kami juga ingin meningkatkan pemahaman tentang hambatan dan kendala yang mungkin dihadapi di lapangan serta solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Kerja sama yang lebih baik antar petugas di tingkat desa dan kecamatan juga menjadi hal yang perlu diperkuat,” jelas Mulyadi.
Dalam kegiatan ini, peserta yang terdiri dari 15 orang, termasuk perwakilan Satgas PPS Kutim, personel bidang penyuluhan dan pergerakan DPPKB, serta PKB dan Kader atau TPK dari Kecamatan Sandaran, Sangkulirang, dan Batu Ampar, mendapat materi dari narasumber yang berasal dari BKKBN atau Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Provinsi Kalimantan Timur. Narasumber memberikan pemaparan terkait strategi pendampingan yang efektif, solusi terhadap kendala di lapangan, dan pentingnya peran aktif para kader dalam menurunkan angka stunting.
“Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan para peserta dapat bekerja dengan lebih optimal dalam mendampingi keluarga berisiko stunting, sehingga tujuan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting dapat tercapai dengan baik,” tutupnya.(Red-SK/Adv/*)