Dibaca 20 , 2 views today
SANGATTA (22/11-2017)
Kemampuan prajurit TNI-AD terutama yang bertugas pada Denarhanud Rudal 02 Bontang diuji langsung Pangdam VI Mulawarman Mayjend TNI Sonhaji di Pantai Sekerat Bengalon. Kemampuan anak buah Mayor Arh Reindi Trisetyo ini, diuji dalam mengoperasikan sekaligus menembakan senjata berat 23 mm bersama Rudal Poprad.
Dalam uji coba yang disaksikan juga sejumlah petinggi Kodam VI Mulawarman dan Koren 091 ASN serta Dandim 0909 Sangatta Letkol Inf Kamil Bahren Pasha serta Pemkab Kutim, sebuah pesawat diterbangkan yang disimulasikan pesawat musuh yang memasuki kawasan vital di Indonesia.
Saat pesawat memasuki udara Indonesia, langsung dilakukan deteksi untuk mengetahui tujuan pesawat memasuki kawasan terlarang di Indonesia. Kemudian, peringatan dilakukan namun diabaikan sehingga sejumlah rudal diluncurkan. “Pelucuran rudal merupakan tindakan terakhir,” terang Mayor Arh Reindi Trisetyo.
Disebutkan, Rudal Grom adalah rudal jenis Short Range Air Defence alias rudal pertahanan udara jarak pendek. Sebagai rudal SAM ringan, Grom pertama kali diproduksi pada tahun 1995, dirancang oleh Military Institute of Armament Technology, dan diprodkusi oleh Mesko, Skarżysko-Kamienna, manufaktur senjata asal Polandia.
Rudal Grom mulai memperkuat Detasemen Rudal 002 Kodam Tanjungpura yang mengamankan obyek vital di Bontang.
Berdasarkan data, Rudal Grom milik Arhanud TNI AD bisa dipasang dalam platform peluncur Poprad dan meriam 23-mm/ZUR komposit. Poprad yang dipakai oleh TNI AD, menggunakan platform jip Defender dari Land Rover. Dalam satu jip tersedia 4 peluncur Grom yang bisa berputar 360 derajat. Dengan adopsi peluncur Grom pada kendaraan berkemampuan off road, diharapkan gelar operasi rudal ini dapat lebih mobile dan fleksibel. Umumnya dalam satu jip peluncur membawa 8 rudal, 4 yang siap tembak, dan sisanya 4 rudal sebagai cadangan.(SK12)