Beranda ekonomi Catatan Perjalanan Haji (35)

Catatan Perjalanan Haji (35)

0
Salah satu sudut Aziziah Makkah yang asri.

Loading

Aziziah Kawasan Elit di Makkah, Banyak Pohon Rindang

KAWASAN   Aziziah Makkah merupakan kawaan  favorit jamaah haji, meski berada jauh dari Masjidil Haram. Kawasan yang banyak pohon dan taman ini, jaraknya dengan Masjidil Haram 4  Km. Kawasan yang berada di balik gunung ini, bila ditempuh dengan jalan kaki waktu yang dibutuhkan tidak lebih 40 menit.

Bagi jamaah haji, pemerintah menyediakan bus shalawat yang beroperasi 24 jam terkecuali saat shalat. Data yang diperoleh Suara Kutim.com,  di Aziziah terdapat Universitas Ummul Qura  satu universitas ternama di Arab Saudi.

 Menariknya di Aziziah terdapat  vila, pertokoan, dan mal-mal besar, serta kios kecil yang menmyajikan berbagai macam barang kebutuhan jamaah termasuk oleh-oleh. Informasi lainnya, Aziziah merupakan tempat tinggal Syaikh Abdurrahman Faqih – salah satu orang kaya di Makkah yang sering membagikan makanan gratis berupa ribuan nasi kotak yang diletakkan di depan rumahnya setiap hari selama musim haji dan setiap Jumat di luar musim haji.

Kawasan Aziziah juga merupakan maktab yang paling dekat dengan Arafah dan Mina. Hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi jemaah usai melempar jumrah untuk langsung kembali ke pemondokan haji. Jika jarak 3-6 km menuju Masjidil Haram terlalu jauh untuk ditempuh dengan jalan kaki, pemerintah telah menyediakan shuttle bus gratis.

Ini yang saya rasakan  ketika melakukan perjalanan dari Arafah, Musdalifah, Jamarat dan Masjidil Haram, terakhir istirahat di pemondokan. Posisi Aziziah, benar-benar bersebelahan dengan lokasi ketiga jamaraat sehingga jamah yang melontar pagi bisa istirahat di pemondokan, hanya saja untuk kembali ke Mina harus ekstra karena tarif taksinya kelewat mahal yakni 400 Saudi Riyal sekali jalan, atau mau aman bisa kembali menelusuri jalur pelontaran yang ada.

Bagi saya, dengan menelusuri jalur melontar jamaraat ini lebih aman karena hanya berjarak lebih kurang 1,5 Km, ketimbang naik taksi yang mahalnya minta ampun juga belum tentu bisa diantar dekat dengan pemondokan.(Syafranuddin/bersambung)