Beranda kutim adv pemkab Bimtek Penguatan Pendampingan Keluarga Risiko Stunting Lokasi Khusus Berakhir, TPK Jadi Ujung...

Bimtek Penguatan Pendampingan Keluarga Risiko Stunting Lokasi Khusus Berakhir, TPK Jadi Ujung Tombak Penurunan Prevalensi Stunting di Kecamatan

0

Loading

SUARAKUTIM.COM, SAMARINDA – Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk “Penguatan Pendampingan Keluarga Risiko Stunting Lokasi Khusus” yang diikuti oleh tim pendamping dari tiga kecamatan di Kutai Timur (Kutim), yaitu Sangkulirang, Sandaran, dan Batu Ampar, resmi ditutup pada Selasa (26/11/2024). Kegiatan yang dilaksanakan di Swiss-Belhotel Samarinda ini ditutup oleh Plt Kepala Bidang Penyuluhan dan Pergerakan DPPKB Mulyadi Oktama mewakili Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim.

Dalam sambutannya, Mulyadi Oktama menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi antara Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di wilayah mereka.

“Kedepannya, saya harap seluruh peserta yang telah mengikuti bimtek ini dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat di lapangan,” singkatnya.

Pada kesempatan yang sama, Aris Ananta, narasumber dari BKKBN Kaltim, berharap agar tiga kecamatan yang mengikuti bimtek ini dapat lebih fokus dalam menangani keluarga berisiko stunting. Ia juga mengapresiasi kegiatan tersebut, mengingat tidak semua kabupaten/kota dapat menyelenggarakan kegiatan terfokus seperti ini.

“Kami bersama peserta juga mengulas permasalahan 1000 hari pertama kehidupan yang sangat penting untuk mencegah stunting,” kata Aris.

Sementara, Mustain Adnan, Ketua Tim Kerja Pengelolaan dan Pembinaan Tenaga Lini Lapangan BKKBN Kaltim, menyampaikan materi mengenai strategi percepatan penurunan stunting di tingkat lapangan. Ia menjelaskan tenaga lini lapangan di Kutim terdiri dari Penyuluh Keluarga Berencana (PKB/PLKB), Kader IMP Bangga Kencana, Kader Sub IMP Bangga Kencana, Kelompok KB, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Mustain juga menekankan pentingnya strategi konvergensi dalam penanganan stunting dengan prinsip “5 Pasti”, yakni memastikan keluarga teridentifikasi, terdaftar, menerima pelayanan, patuh terhadap program, dan tercatat serta terlapor.

Sementara itu, Novi Hendrayanti, narasumber dari Tim Kerja Pelaporan, Statistik, dan Pengelolaan TIK BKKBN Kaltim, memaparkan materi mengenai deseminasi data keluarga berisiko stunting. Ia menjelaskan bahwa terdapat dua jenis data yang digunakan, yaitu Data Agregat Keluarga Berisiko Stunting dan Data By Name By Address. Data tersebut diperoleh dari hasil Pendataan Verifikasi dan Validasi Keluarga Berisiko Stunting (Verval Data l KRS) yang dilakukan oleh Kader TPK pada April hingga Mei 2024. Selain itu, pemutakhiran data pada semester kedua dilaksanakan pada Agustus hingga September 2024.

“Kegiatan Bimtek ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas tim pendamping di Kutim dalam menghadapi tantangan penurunan angka stunting di wilayah mereka, dengan fokus pada identifikasi dan pendampingan keluarga berisiko stunting,”pungkasnya. (Red-SK/Adv/*)