MAKKAH (11/8-2018)
Ketersediaan bus shalawat yang mengantarkan jamaah Haji Indonesia dari pemondokan ke Masjidil Haram, memperkecil jamaah haji yang tersesat. Selain itu, kehadiran petugas sekitar Masjidil Haram juga membantu jamaah yang kebingungan menuju pemondokannya.
Jamaah haji sebelum ke Masjidil Haram, diberikan tanda pengenal pemondokan serta kartu nomor serta warna bus shalawat. Dengan kartu indentitas yang menerangkan data hotel dan kloter asal jamaah, petugas haji yang mengenakan rompi warna hitam dengan sigap membantu mengantarkan jamaah yang tersesat terutama jamaah yang belum familiar dengan kondisi Masjidil Haram serta pemondokannya.
“Kalau tersesat atau bingung mau pulang, datangi saja petugas yang mengenakan rompi hitam dengan tulisan di belakang Indonesia, Isnya Allah mereka akan membantu paling tidak akan mengarahkan kemana tujuan untuk pulang,” kata DR Rusdian Noor – Ketua Kloter 4 Balikpapan.
Pengamatan Suara Kutim.com, petugas lapangan yang direkrut memang sigap dalam memberikan pelayanan kepada jamaah meski sekedar bertanya. Dengan mengamati kartu yang dibawa jamaah, termasuk gelang haji yang wajib dikenakan jamaah, petugas dengan cepat memberikan bantuan.
Pelayanan serupa juga dilakukan pemerintah India, serta beberapa negara yang tergolong banyak jamaah hajinya. Mereka yang bertugas di bawah terik panas matahari ini, mengaku sebagian besar sudah lama tinggal di Makkah. “Kami dengan senang hati bisa membantu jamaah, umumnya jamaah bingung ketika keluar Masjidil Haram karena antara pintu masuk dengan keluar berbeda sementara bentuk pintunya sama,” aku Eko salah satu petugas kepada Suara Kutim.com seraya mengingatkan jamaah untuk memperhatikan nomor pintu ketika masuk sehingga memudahkan saat pulang.(SK12)