Beranda kutim adv pemkab Camat Kaliorang Fokus Upaya Penurunan Stunting di Desa Bangun Jaya dan Desa...

Camat Kaliorang Fokus Upaya Penurunan Stunting di Desa Bangun Jaya dan Desa Citra Manunggal Jaya

0

Loading

SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Desa Bangun Jaya dan Desa Citra Manunggal Jaya menjadi lokus upaya penurunan angka stunting serta keluarga beresiko stunting di Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur. Demikian disampaikan Camat Kaliorang, Rusnomo saat membersamai kegiatan studi tiru dan sekaligus orientasi lapangan yang dilakukan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (11/11/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik dalam penanganan stunting yang telah dilakukan oleh BKKBN NTB.

“Jadi untuk di Kecamatan Kaliorang, ada dua desa yang menjadi lokus stunting, yakni Desa Bangun Jaya dan Desa Citra Manunggal Jaya. Nah, Desa Bangun Jaya itu adalah desa di tengah kota Kecamatan Kaliorang tapi ironinya justru di situ menjadi lokus stunting,” sebut Rusnomo, Senin (11/11/2024).

Lanjutnya, setelah tim kecamatan langsung turun ke lapangan dan dilakukan pendataan ternyata penyumbang stunting bukan warga asli atau penduduk transmigrasi SP-4 yang ada di Kecamatan Kaliorang, tetapi ternyata adalah penduduk pendatang yang merupakan karyawan perusahaan.

“Menyikapi adanya temuan stunting tersebut, kami langsung turun ke lapangan dan melakukan pendataan ulang sebagaimana data yang kami terima. Ternyata dari hasil pengecekan langsung, penyumbang angka stunting tersebut bukan warga asli ataupun warga transmigrasi SP4 yang ada di Kecamatan Kaliorang, namun warga pendatang yang merupakan karyawan perusahaan dan statusnya mengontrak ataupun menyewa rumah di wilayah SP-4 Desa Bangun Jaya,” ujar Rusnomo.

Sementara untuk Desa Citra Manunggal Jaya, Rusnomo menyebutkan adanya temuan stunting masih bisa dimaklumi karena sebagian besar wilayah desa tersebut masih kawasan “Kem Pasir”, yang didominasi bermukim masyarakat Dayak asli Suku Basap yang masih terpencil dan terbelakang dari sisi ekonomi, pendidikan di bawah rata-rata.

“Khusus di Desa Citra Manunggal Jaya yang warganya didominasi suku asli Dayak Basap ini, kami sudah membangunkan posyandu dan mengupayakan bermacam kegiatan kesehatan dan kesejahteraan keluarga, namun memang mereka musti harus selalu digiring dan diarahkan untuk datang ke Posyandu dan mengikuti kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut, mulai dari penimbangan bayi dan lainnya. Jadi harus jemput bola terus karena memang kesadaran warga di sana untuk kesehatan memang cukup rendah. Harus didatangi satu persatu, diantar dan bahkan kadang kita harus membawa sesuatu bingkisan sebagai iming-iming untuk memancing mereka agar mau datang,” jelasnya.

Lebih jauh dikatakan Camat Rusnomo, permasalahan penanganan stunting di Desa Citra Manunggal Jaya memang menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Kecamatan Kaliorang. Selain itu, perlunya sinkronisasi data stunting pada wilayah kerjanya yang masih simpang siur, baik antara data yang dimiliki pihak Kecamatan, Dinas Kesehatan, DPPKB Kutim hingga tingkat kabupaten.

“Khusus untuk data, memang belum ada satu titik persamaan data stunting yang dimiliki masing-masing pihak, mulai dari data milik kecamatan, Dinas Kesehatan, DPPKB Kutim hingga kabupaten. Setelah kegiatan ini, sepulangnya ke kecamatan akan saya kumpulkan para petugas pendamping keluarga untuk mencari data yang valid, sehingga akan memudahkan tindakan intervensi dari pihak kecamatan terkait penurunan angka stunting di Kecamatan Kaliorang,” pungkasnya.(Red-SK/Adv)