SANGATTA,Suara Kutim.com
Kalangan civitas STIPER Sangatta dengan haru melepas kepergian Marhadin bin Abduraham (19) menuju sang khalik. Saat ambulance bergerak meninggalkan Kampus STIPER membawa jenazah mahasiswa semester tiga ini ke Samarinda, langsung pecah tangis puluhan mahasiswa rekan-rekan Marhadin.
Mereka tidak menyangka harus segera berpisah dengan pemuda yang mudah bergaul dan murah senyum. “Kami kehilangan seorang mahasiswa yang punya dedikasi untuk memberikan darma bakti serta mengharumkan STIPER,” kata Ketua STIPER Prof Dr Juraemi saat menyerahkan jenazah Mahardin kepada keluarganya, tadi malam di Kampus STIPER.
Prosesi penyerahan jenazah Marhadin sendiri berlangsung singkat, setiba dari Karangan. Teman-teman almarhum dan civitas STIPER langsung menyambut jenazah almarhum yang dibawa menggunakan mobil operasional STIPER. Setelah itu, dengan ambulance jenazah dibawa ke Samarinda. “Rencananya akan dimakamkan di Samarinda, Rabu besok semua keluarganya akan berkumpul di Samarinda,” terang Ardianto – Ketua LPPM.
Kepada wartawan, Ardianto mengakui lokasi tempat Marhadin tenggelam mempesona. Air terjun yang semula satu, oleh warga dibuat menjadi tiga sehingga menambah keindahannya. “Siapapun terpeson, namun untuk menuju lokasi air terjun itu harus menempuh perjalanan sejauh dua kilometer yang kemeringannya sekitar Sembilan puluh derajat,” cerita Ardianto.
Karena medan yang berat itu, evakuasi jenazah memerlukan tenaga ekstra bahkan semua tim harus berpegang pada tali yang dibuat Basarnas. “Kami sangat bangga dan berterima kasih dengan warga Karangan yang dengan ihlas membantu pencarian,” kata Ardianto yang tadi ditunjuk Ketua STIPER sebagai jubir.
Jenazah Marhadin sendiri setiba di Desa Karangan Hilir dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang sama sekali tidak menemukan tanda-tanda mencurigakan. “Kami ihlas dan tidak mempunyai tuntutan apapun, semua sudah kehendak Allah SWT karenanya tidak ada tuntutan apapun apa yang menimpa anak kami,” kata ayah Mahardin kepada aparat kepolisian.
Seperti diwartakan, Marhadin Senin (19/1) sempat dinyatakan hilang saat berenang di bawah air terjun. Sepengetahuan teman-temanya, Marhadin tidak bisa berenang karenanya betapa kagetnya mereka melihat Marhadin tiba-tiba sudah berada di tengah kolam kemudian tenggelam.(SK-06)