SANGATTA (2/8-2019)
Meski belajar mengajar untuk tahun ajaran 2019 sudah dimulai, ternyata masih menyisakan sejumlah permasalahan sejak diberlakukannya sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru. Bagi wilayah yang hanya memiliki satu sekolah negeri terutama Sekolah Menegah Pertama (SMP), terpaksa harus menumpuk murid baru seperti dialami SMP Negeri 1 Sangatta Utara dan SMP Negeri 1 Sangatta Selatan.
“Sistem zonasi yanga ada m enyebabkan pihak sekolah terpaksa memberlakukan jam belajar mulai siang hingga sore hari, untuk menampung kelebihan siswa yang tidak bisa terakomodir pada regular pagi,” terang Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kutai Timur, Roma Malau.
Karena banyaknya siswa baru, kata Roma, membuat Diknas mengizinkan sekolah untuk membuka kelas regular belajar mengajar pada siang hingga sore hari, agar seluruh siswa baru kelas 7 yang diterima di SMP Negeri 1 Sangatta Utara dan SMP Negeri 1 Sangatta Selatan. “Ini terjadi dikarenakan di Sangatta Utara, khususnya yang masuk dalam zonasi Jalan AW Syahrani hanya memiliki satu SMP Negeri,” terangnya.
Kepada wartawan, diakui akan segera membangun gedung SMP Negeri baru, terutama untuk wilayah zonasi AW Syahrani yang dianggap sudah layak jika menambah satu unit lagi sekolah SMP Negeri karena sebanding dengan jumlah penduduk yang ada di sekitarnya serta jumlah SD Negeri yang juga berada dalam zonasinya, demikian di Sangatta Selatan.
Ditambahkanya, tidak bisa dipungkiri saat ini di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan membutuhkan gedung SMP Negeri yang baru. Namun tentunya pembangunan sebuah sekolah negeri baru tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Ada prosedur-prosedur yang harus diikuti dan dipenuhi, serta kebutuhan anggaran yang juga tidak sedikit. Akan tetapi saat ini yang lebih utama adalah bagaimana putra dan putri Kutai Timur bisa ditampung untuk bersekolah dan belajar, tentunya sementara dengan menambah kelas baru,” bebernya.(SK3)