
SuaraKutim.com, Sangatta — Masih dalam suasana memeriahkan HUT RI ke-77 tahun ini, Forum Pemerhati Masyarakat Pesisir (FOPSIR) Kabupaten Kutai Timur menggelar penanaman 1000 bibit pohon mangrove, Sabtu (27/8/2022).
Bertempat di bibir pantai kawasan Pelabuhan Kenyamukan Kecamatan Sangatta Utara, kegiatan penanaman bibit mangrove yang dibuka oleh Plt Asisten Pemkesra Kutim, Trisno yang mewakili Bupati Kutim, dihadiri sejumlah elemen masyarakat dan instansi terkait. Mulai dari Kepala Bappeda Kutim, Dinas PU Kutim, Camat Sangatta Utara, perwakilan Forkopimda Kutim, sejumlah Ormas dan LSM, hingga PT Kaltim Prima Coal (KPC).
“Hari ini kita melakukan penanaman seribu bibit mangrove. Tidak hanya disini (pantai pelabuhan Kenyamukan, red) dalam waktu dekat kegiatan serupa juga akan kita lakukan di kawasan pantai Teluk Kaba, Kecamatan Sangatta Selatan,” ucap Aleks Bhajo selaku Ketua Fopsir Kutim.
Lanjut Aleks, bibit-bibit mangrove yang ditanam ini sepenuhnya dibantu oleh PT KPC. Bahkan KPC membeli bibit mangrove ini dari petani yang merupakan binaan mereka.
“Bibit mangrove ini 100 persen dari petani mangrove binaan PT KPC (Kaltim Prima Coal, red). Jadi KPC beli ke petani binaan mereka. Tentunya kami sangat berterimakasih atas dukungan penuh dari KPC,” tutur Aleks.
Ditempat yang sama, Wawan Setiawan selaku General Manager External Affairs and Sustainable Development (GM ESD) PT Kaltim Prima Coal (KPC) menyebutkan sudah menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk memberikan perhatian lebih terhadap isu-isu lingkungan. Salah satunya dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove.
“Sudah menjadi komitmen perusahaan (PT KPC, red), terutama terhadap isu-isu lingkungan. Sejalan pemikiran, kami berkolaborasi dengan Fopsir Kutim dalam menangani masalah lingkungan, khususnya kawasan pesisir dan termasuk menjaga kelestarian ekosistem mangrove ini,” ujar Wawan.
Lanjutnya, hingga saat ini KPC terus konsisten dalam mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan kapasitas, termasuk pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok tani bibit mangrove.
“Jadi bibit-bibit mangrove ini berasal dari kelompok yang menjadi binaan KPC bersama Fopsir Kutim. Bahkan saat ini jumlah bibit mangrove yang berhasil disemai lebih dari puluhan ribu bibit. Jadi bagi masyarakat Sangatta yang mau beli bibit mangrove, tidak perlu jauh-jauh membeli di luar Sangatta, cukup pada petani bibit mangrove yang ada di kawasan Sungai Bendera, Sangatta Utara. Ya hitung-hitung bisa membantu perekonomian masyarakat lokal,” jelasnya.
Wawan berharap, upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup ini bisa dilakukan bersama semua pihak, terutama Fopsir Kutim. Sebab menurutnya dengan menjaga kelestarian lingkungan, tentu berdampak positif terhadap generasi yang akan datang.
“Nah ke depan kita tidak akan berhenti terus bekerja sama dengan siapapun terutama Fopsir Kutim untuk peduli terhadap lingkungan sekitar kita, sehingga paling tidak kita bisa memberikan warna baik terkait dengan lingkungan di masa depan untuk anak cucu kita,” pungkas Wawan.
Sementara itu mewakili Bupati Kutai Timur, Asisten Pemerintah dan Kesra Kutim, Trisno menyebutkan jika Pemerintah Kutai Timur sangat mendukung upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, termasuk ekosistem mangrove. Terlepas dari banyaknya alasan ekonomi dalam mengalihfungsikan kawasan mangrove. Namun menurutnya kerusakan ekosistem mangrove akan memberikan dampak negatif dan kerugian besar bagi sebuah daerah.
“Lihat saja daerah Jawa Tengah khususnya pesisir utara pulau Jawa, berapa anggaran yang mereka habiskan dan besarnya kerugian yang mereka tanggung akibat naiknya air laut ke daratan. Terlepas dari berbagai alasan seperti ekonomi yang kemudian melegalkan alih fungsi kawasan mangrove sehingga tidak dipertahankan keberadaannya, namun tertentu akan sebanding dengan kerugian dan biaya yang harus ditanggung akibat dampak dari merubah fungsi kawasan mangrove tersebut. Karenanya pemerintah Kutim sangat mendukung upaya-upaya seperti yang dilakukan Fopsir Kutim hari ini, yakni menanam bibit mangrove,” ucap Trisno.(Red/SK-1)